Inews Combat Sports – Laga utama Misfits Mania di Dubai menjadi panggung kembalinya Andrew Tate ke dunia tarung setelah lima tahun absen. Atmosfer stadion dipenuhi sorakan pendukungnya yang meneriakkan “Top-G”, menciptakan nuansa emosional sejak awal. Tate datang dengan reputasi sebagai mantan kickboxer yang kontroversial, membawa beban ekspektasi besar sekaligus tekanan publik. Di sisi lain, Chase DeMoor tampil sebagai juara bertahan kelas berat Misfits Boxing yang lebih muda dan unggul fisik. Pertarungan ini bukan sekadar duel gelar, melainkan ujian apakah Tate masih relevan di ring modern. Sejak bel pembuka, tensi terasa tinggi, dengan kedua petarung mencoba membaca ritme lawan. Namun, di balik sorak sorai dan kepercayaan diri awal Tate, tersimpan pertanyaan besar tentang kesiapan fisiknya menghadapi laga panjang melawan juara yang lapar pembuktian.
Awal Meyakinkan dari Tate di Ronde Pertama
Andrew Tate membuka pertandingan dengan cukup solid, memanfaatkan pengalaman striking-nya untuk mengontrol jarak. Jab cepat dan pukulan ke badan sempat membuat DeMoor berhati-hati, bahkan beberapa kali terlihat tertekan. Pendukung Tate bersorak, merasa idola mereka masih memiliki sentuhan khas petarung elit. Pada fase ini, Tate tampak tenang dan efisien, tidak terburu-buru menghabiskan energi. Ia mencoba mencuri poin dan membangun kepercayaan diri secara perlahan. Namun, di balik performa rapi tersebut, tempo pertandingan mulai mengisyaratkan tantangan tersendiri. DeMoor tidak terpancing, memilih bertahan sambil mengamati pola serangan. Strategi sabar ini menjadi fondasi penting bagi perubahan arah laga. Ronde pertama pun menjadi momen terbaik Tate, sebelum dinamika pertarungan mulai bergeser.
“Baca Juga : Anthony Joshua Knocks Out Jake Paul di Ronde 6 dalam Duel Kelas Berat“
Strategi Fisik DeMoor Mulai Menggerus Stamina
Memasuki ronde kedua, Chase DeMoor mengubah pendekatan secara signifikan. Ia mulai sering melakukan clinch, mendorong, dan memaksa Tate menahan beban tubuhnya. Strategi ini terlihat sederhana, tetapi efektif untuk menguras stamina lawan yang lebih tua. Setiap dorongan dan adu badan membuat Tate bekerja ekstra keras. Perlahan, gerakan Tate mulai melambat, sementara DeMoor terlihat semakin nyaman. Transisi ini menunjukkan kecerdikan taktik sang juara, yang memahami bahwa pertarungan tidak selalu dimenangkan lewat pukulan bersih. Dengan memanfaatkan keunggulan fisik dan usia, DeMoor menggeser pertarungan menjadi adu daya tahan. Penonton mulai menyadari perubahan momentum, ketika Tate tidak lagi seaktif sebelumnya dan frekuensi serangannya menurun drastis.
Cardio Jadi Pembeda Utama
Pada ronde keempat, perbedaan kondisi fisik terlihat jelas. Andrew Tate tampak kelelahan, napasnya berat, dan pergerakannya kaku. Sebaliknya, DeMoor justru tampil agresif, melancarkan pukulan-pukulan keras sambil terus menekan. Beberapa kali Tate terdorong hingga menyentuh kanvas, meski tidak pernah benar-benar terjatuh. Ketangguhan mental Tate patut diapresiasi, tetapi tubuhnya tidak lagi mampu mengikuti keinginan bertarung. DeMoor memanfaatkan momen ini dengan cerdas, menjaga tekanan tanpa gegabah. Setiap detik berlalu menjadi ujian ketahanan bagi Tate. Hingga bel akhir berbunyi, narasi pertandingan sudah jelas: stamina dan fisik muda DeMoor menjadi faktor penentu dalam mempertahankan gelarnya.
“Baca Juga : Dwi Ani Retno Wulan Ukir Sejarah, Raih Emas MMA SEA Games 2025“
Keputusan Juri dan Reaksi Usai Pertarungan
Setelah empat ronde penuh intensitas, juri memberikan kemenangan majority decision kepada Chase DeMoor. Keputusan ini disambut sorakan pendukung sang juara, sementara kubu Tate menerimanya dengan campuran kecewa dan realistis. Tate sendiri menunjukkan sikap sportif, mengakui keunggulan lawannya. Ia menyatakan perlu waktu untuk merenung sebelum memutuskan masa depan di dunia tarung. Pernyataan tersebut menambah nuansa emosional laga ini, seolah menandai persimpangan karier seorang figur kontroversial. Di sisi lain, DeMoor memanfaatkan momentum kemenangan dengan percaya diri, menyebutkan nama Tommy Fury sebagai target berikutnya. Pernyataan itu mempertegas ambisinya untuk terus naik level di panggung influencer boxing.
Makna Kemenangan bagi Peta Misfits Boxing
Kemenangan ini bukan sekadar mempertahankan sabuk, tetapi juga mempertegas arah Misfits Boxing sebagai ajang hiburan kompetitif. Chase DeMoor menunjukkan bahwa disiplin fisik dan strategi tetap menjadi kunci, bahkan di ranah influencer boxing. Sementara itu, kekalahan Tate menjadi pengingat bahwa pengalaman masa lalu tidak selalu cukup tanpa kesiapan tubuh. Pertarungan ini memperkaya narasi Misfits Boxing, menghadirkan drama, emosi, dan pelajaran tentang pentingnya stamina. Bagi penonton, laga ini menawarkan cerita utuh tentang kebangkitan, penurunan, dan ambisi. Di panggung Dubai, DeMoor keluar sebagai simbol generasi baru, sementara Tate meninggalkan ring dengan pertanyaan besar tentang babak selanjutnya dalam hidupnya.