iNews Combat Sports – Aditya Ginting kembali mencatatkan namanya sebagai petarung tangguh di panggung One Pride MMA. Dalam gelaran ke-86 yang digelar belum lama ini, Aditya tampil memukau dan berhasil mempertahankan sabuk juara di kelas featherweight. Lawannya bukan petarung sembarangan. Ia menghadapi sosok penantang kuat yang memiliki rekor pertarungan impresif. Namun, dengan strategi jitu dan semangat juang tinggi, Aditya mampu menuntaskan pertandingan dengan kemenangan mutlak. Keberhasilan ini memperpanjang dominasinya di arena pertarungan dan memperkuat reputasinya sebagai salah satu petarung terbaik di Indonesia.
Aditya Ginting memulai karier bela dirinya dari olahraga tinju dan wushu. Namun kemudian, ia memilih untuk menekuni MMA karena melihat potensi besar di dalamnya. Debutnya di One Pride terbilang mengesankan. Ia langsung mencatat kemenangan KO dalam laga pertamanya. Sejak saat itu, ia terus mendulang prestasi demi prestasi. Teknik bertarungnya yang lengkap membuatnya sulit dikalahkan. Ia menguasai striking, grappling, dan juga memiliki stamina luar biasa. Tak heran jika namanya cepat melambung dan mulai diperhitungkan lawan-lawannya di kelas featherweight.
“Baca Juga : Paul Pogba Tak Jadi Dilarang 4 Tahun, Ini Alasannya”
Menjelang laga di One Pride MMA 86, Aditya menjalani latihan intensif selama hampir dua bulan. Ia fokus pada penguatan fisik, latihan teknik, serta simulasi pertandingan. Selain itu, ia juga bekerja sama dengan tim analis untuk mempelajari gaya bertarung lawannya. Analisis video, sparring keras, hingga diet ketat dijalani tanpa kompromi. Semua itu dilakukan demi menjaga kondisi terbaik saat naik ke oktagon. Dalam beberapa wawancara, Aditya menyebut bahwa kali ini ia ingin membuktikan dirinya bukan juara kebetulan. Ia ingin menunjukkan bahwa gelar tersebut pantas dipertahankan.
Pertarungan berjalan sengit sejak ronde pertama. Lawan Aditya tampil agresif dan mencoba menyerang dengan kombinasi pukulan cepat. Namun Aditya tetap tenang dan tidak terpancing emosi. Ia memainkan pertahanan solid sambil mencari celah. Di ronde kedua, Aditya mulai mengambil alih kendali. Ia sukses mendaratkan takedown dan menguasai lawannya di ground. Beberapa submission attempt dilakukan, namun lawannya mampu bertahan. Pada ronde ketiga, stamina lawan mulai menurun. Aditya memanfaatkan momen tersebut dan melepaskan serangan bertubi-tubi. Pertandingan akhirnya dimenangkan Aditya melalui keputusan juri dengan skor mutlak.
“Simak juga: Profil Atlet Zhan Yilian dan Perjalanan Kariernya”
Penonton yang hadir di arena menyambut kemenangan Aditya dengan meriah. Sorak sorai terdengar saat namanya diumumkan sebagai pemenang. Banyak yang terpukau dengan ketenangan dan teknik bertarungnya. Bahkan sejumlah pakar MMA memberikan pujian atas performa yang ditunjukkannya. Menurut mereka, Aditya tidak hanya menang secara fisik, tapi juga secara mental dan strategi. Ia tahu kapan harus menyerang dan kapan harus bertahan. Kematangan seperti itu jarang dimiliki oleh petarung muda. Hal inilah yang membuatnya layak berada di puncak dan tetap dipertahankan.
Dalam sesi wawancara usai pertandingan, Aditya mengaku bersyukur atas kemenangan tersebut. Ia mempersembahkan hasil ini untuk keluarga, tim, dan para penggemarnya. Ia menyebut bahwa kemenangan ini bukan semata hasil kerja kerasnya sendiri, tetapi juga berkat dukungan orang-orang di sekelilingnya. Aditya juga menyatakan bahwa ia tidak ingin cepat puas. Masih banyak hal yang ingin ia capai, termasuk bertarung di level internasional. Ia berharap ke depan bisa mewakili Indonesia dalam ajang MMA dunia seperti UFC atau One Championship.
Dengan gelar yang masih di genggam, Aditya tentu akan menghadapi penantang-penantang baru. Setiap kemenangan akan membuka peluang sekaligus tekanan baru. Lawan-lawan berikutnya pasti akan lebih siap dan lebih berbahaya. Oleh karena itu, Aditya menyadari pentingnya terus berkembang. Ia berencana memperdalam teknik Brazilian Jiu-Jitsu dan memperkuat defense grappling-nya. Selain itu, ia juga ingin melatih mental agar tidak mudah lengah. Aditya tahu, mempertahankan gelar jauh lebih sulit daripada merebutnya. Ia pun bersiap menghadapi segala kemungkinan.
Kemenangan Aditya bukan hanya soal sabuk juara. Ia kini menjadi ikon baru bagi perkembangan MMA Indonesia. Banyak petarung muda yang menjadikannya panutan. Keberhasilannya juga mendorong popularitas One Pride MMA sebagai ajang bergengsi di Tanah Air. Bahkan media internasional mulai melirik gelaran ini karena kualitas pertarungannya terus meningkat. Aditya Ginting bukan sekadar petarung, ia adalah simbol kerja keras dan dedikasi dalam olahraga. Kiprahnya membuka jalan bagi lahirnya generasi baru petarung profesional Indonesia.
Meski MMA terus berkembang, tantangan di luar ring juga masih banyak. Salah satunya adalah kurangnya dukungan dari sponsor dan pemerintah. Aditya menilai, jika MMA ingin maju, maka perlu ada regulasi, pelatihan, dan kompetisi yang terstruktur. Ia berharap pemerintah bisa lebih peduli pada cabang olahraga ini. Selain itu, peran sponsor juga penting untuk membiayai latihan, alat, serta kebutuhan pertandingan. Dengan adanya ekosistem yang mendukung, para petarung Indonesia bisa bersaing di kancah internasional. Hal ini bukan mimpi jika semua pihak mau bergerak bersama.
Salah satu impian terbesar Aditya Ginting adalah tampil di pentas dunia. Ia ingin membawa nama Indonesia di ajang-ajang besar seperti UFC. Untuk mewujudkan itu, ia harus terus meningkatkan kemampuan dan memperbanyak pengalaman tanding. Ia juga ingin belajar langsung dari petarung-petarung elite di luar negeri. Impian ini tidak mustahil tercapai jika ia konsisten dan mendapatkan dukungan penuh. Perjalanan masih panjang, tapi langkah-langkah awal sudah ia lalui dengan gemilang. Ia percaya bahwa mimpi besar harus diperjuangkan dengan usaha besar pula.