Alasan Dana White Terlibat Langsung Promosikan Duel Saul Canelo Alvarez vs Terence Crawford
iNews Combat Sports – Pertarungan Saul Canelo Alvarez vs Terence Crawford dijuluki sebagai salah satu duel paling bergengsi tahun ini. Namun yang mengejutkan, kehadiran Dana White—bos besar UFC—sebagai salah satu promotor membuat publik bertanya-tanya. Kenapa Dana White memutuskan terjun langsung mempromosikan laga tinju ini? Kerja sama ini bukan hanya soal adu gengsi antara dua petinju elite, tetapi juga babak baru bagi Dana dalam membangun pengaruhnya di dunia tinju.
Dana White tidak sekadar menempelkan namanya di poster acara. Ia terlibat aktif dalam proses promosi, mulai dari konferensi pers hingga pengaturan laga tambahan. White juga akan berperan mengatur ritme pertarungan, seperti yang ia lakukan dalam promosi pertarungan UFC. Ini adalah momen penting yang menunjukkan transisi White dari dunia MMA ke arena tinju profesional.
Baca Juga : Jawa Barat Catat Rekor Utang Pinjol Tertinggi, Tembus Rp20,2 Triliun
Pertarungan ini juga akan disiarkan secara eksklusif di Netflix, menandai era baru di mana platform streaming mulai menggarap dunia pertarungan secara masif. Kolaborasi Dana White dengan Turki Alalshikh, promotor asal Saudi, semakin memperkuat posisi laga ini sebagai peristiwa global. Selain itu, Alalshikh menyebut duel ini sebagai “pertarungan abad ini”—narasi yang mendorong hype dan ekspektasi publik ke level tertinggi.
Salah satu alasan duel ini disebut monumental adalah keberanian Terence Crawford naik dua kelas dari 69,8 kg ke 76,2 kg demi menghadapi Canelo Alvarez. Sebagai pemilik gelar tak terbantahkan di kelas menengah super, Canelo menjadi tantangan tersulit dalam karier Crawford. Dana White tentu melihat potensi drama, kualitas teknik, dan skala besar yang bisa mendorong popularitas acara ini ke ranah internasional.
Masuknya Dana White dalam promosi tinju ini tak lepas dari perannya di balik pembentukan Zuffa Boxing. Ini adalah bagian dari grup TKO Holdings yang menaungi UFC. Target mereka bukan main-main: menyelenggarakan 60 acara tinju dalam lima tahun ke depan. Langkah promosi pertarungan Canelo vs Crawford menjadi gebrakan awal sebelum peluncuran resmi liga tinju Dana White.
Dana White sudah lama dikenal sebagai sosok disruptif yang sukses merombak industri MMA. Kini, ia menargetkan hal yang sama terhadap tinju. Lewat kolaborasi ini, White ingin menyingkirkan politik internal yang selama ini memperlambat realisasi pertarungan besar. Ia mengusung sistem promosi yang lebih terbuka dan kompetitif, sesuatu yang selama ini sulit terjadi di dunia tinju.
Tidak hanya Canelo dan Crawford, promosi ini juga menghadirkan laga tambahan yang menarik perhatian. Petinju binaan Dana White, Callum Walsh, akan menghadapi Fernando Vargas Jr. Selain itu, ada juga pertarungan Christian Mbilli vs Lester Martinez dan Mohammed Alakel vs John Ornelas. Dana tampaknya menggunakan momentum ini untuk memperkenalkan nama-nama baru ke publik global.
Dana White bukan orang yang hanya mengejar popularitas. Di balik keterlibatannya, ada misi jangka panjang membangun kerajaan komersial baru di dunia tinju, layaknya kesuksesan UFC. Dengan dukungan penuh dari Alalshikh dan Netflix sebagai media penyiaran, White memanfaatkan acara ini sebagai titik tolak untuk menciptakan model promosi yang lebih modern dan global.
Tak bisa dipungkiri, Dana White memiliki jam terbang tinggi dalam mengelola pertarungan skala besar. Dari pertarungan UFC legendaris hingga pertarungan lintas olahraga seperti McGregor vs Mayweather, ia selalu berhasil menciptakan atmosfer megah. Dalam duel Canelo vs Crawford, ia mengulangi formula serupa, dengan sentuhan spektakuler khas UFC.
Selain duel utama, pertarungan Underdogs yang digelar dua hari sebelumnya juga menjadi bagian dari strategi promosi. Misalnya, Jermaine Franklin akan kembali berlaga setelah sempat vakum. Ia akan menghadapi Ivan Dychko, dan pertandingan ini ditujukan sebagai pemanasan menuju acara utama, sekaligus meningkatkan antusiasme publik lebih awal.
Dengan menggandeng Netflix, promosi ini menjangkau penonton global tanpa batas. Ini adalah pendekatan baru yang menjauh dari model distribusi PPV (Pay-per-View) tradisional. Dana White memahami bahwa masa depan hiburan olahraga ada di digital. Oleh karena itu, kerja sama ini adalah awal dari distribusi tinju yang lebih inklusif dan menjangkau generasi baru.
Melalui Zuffa Boxing, Dana White ingin menyamai—bahkan menyaingi—promotor legendaris seperti Bob Arum atau Eddie Hearn. Ia ingin menciptakan standar baru dalam memproduksi acara tinju yang tidak hanya teknis, tapi juga menghibur. Laga Canelo vs Crawford menjadi ujian pertamanya dalam menantang ekosistem lama yang telah lama mendominasi tinju dunia.
Dana White percaya bahwa olahraga pertarungan harus dikemas sebagai hiburan premium, bukan sekadar duel dua atlet. Dengan penyusunan narasi, latar belakang petarung, dan cerita yang dibangun secara emosional, ia membawa semangat produksi UFC ke dunia tinju. Inilah yang membedakan acaranya dari promotor lain.
Lebih dari sekadar pertarungan memperebutkan gelar kelas menengah super, duel ini menjadi simbol transformasi olahraga tinju di era baru. Keikutsertaan Dana White adalah simbol bahwa industri pertarungan sedang mengalami perubahan besar: dari sistem lama yang lambat dan tertutup, menuju sistem promosi modern yang lebih fleksibel dan ramah penonton global.
Partisipasi Dana White dalam promosi pertarungan Saul Canelo Alvarez vs Terence Crawford bukan hanya strategi bisnis, tetapi juga langkah besar dalam merevolusi cara dunia menyaksikan tinju. Dengan pengalamannya di UFC, dukungan finansial dari Alalshikh, dan platform digital seperti Netflix, White membuktikan bahwa masa depan tinju bisa lebih besar, lebih global, dan lebih modern.