
Inews Combat Sports – Arman Tsarukyan ‘shocked’ by Islam Makhachev’s impressive UFC 322 win terasa kuat sejak ia menyaksikan dominasi sang juara. Sebab, kemenangan Makhachev atas Jack Della Maddalena berlangsung begitu meyakinkan. Selain itu, Tsarukyan melihat bagaimana Makhachev tampil tanpa goyah dan berada di fase terbaik dalam kariernya. Karena itu, ia mengaku tak bisa menutupi rasa kagumnya terhadap petarung yang pernah hampir menjadi lawannya. Melalui penilaian tersebut, Tsarukyan menunjukkan penghargaan tulus terhadap performa yang sulit disamai siapa pun di divisi manapun. Meski begitu, kekaguman itu justru memantapkan tekadnya untuk kembali mengejar posisi puncak.
Setelah cedera punggung memaksanya mundur dari UFC 311, Tsarukyan harus menata ulang langkahnya menuju sabuk juara. Meski keputusan mundur itu menyakitkan, ia mencoba bangkit dengan cara yang lebih bijak. Selain itu, ia menghadapi kritik penggemar dan pernyataan tegas dari Dana White yang menyebut dirinya harus berjuang kembali dari bawah. Namun demikian, Tsarukyan tidak membiarkan tekanan tersebut memupus keinginannya. Ia justru menjadikannya motivasi untuk tampil lebih kuat ketika menghadapi Dan Hooker di UFC Qatar. Dengan demikian, laga tersebut menjadi titik balik yang sangat berarti bagi perjalanannya di divisi ringan.
“Baca Juga : Plus-Minus Timnas Indonesia U-22 setelah Dua Uji Coba Kontra Mali“
Menurut Tsarukyan, cedera itu memberinya pelajaran berharga mengenai pentingnya menjaga ritme latihan. Sebelumnya, ia terlalu sering memaksakan tubuh hingga melampaui batas, dan akibatnya ia mengalami cedera berulang. Karena itu, ia mulai mengganti pola latihannya dengan aktivitas yang lebih ramah bagi tubuh, seperti hiking, bersepeda, dan latihan pernapasan. Selain lebih aman, metode ini membuatnya tetap bugar tanpa harus memaksakan intensitas tinggi. Dengan demikian, Tsarukyan merasa lebih siap menghadapi jadwal latihan jangka panjang. Ia juga menyadari bahwa menjadi petarung bukan hanya soal kekuatan, tetapi kemampuan menjaga kesehatan fisik dan mental secara seimbang.
Ketika Tsarukyan mengatakan dirinya “shocked,” itu menunjukan betapa impresifnya performa Makhachev di matanya. Sebab, ia melihat langsung bagaimana Makhachev mengendalikan duel dengan sangat mudah. Selain itu, ia menilai Makhachev berada di puncak masa prime, saat kombinasi teknik, ketenangan, dan pengalaman berpadu sempurna. Dengan tingkat dominasi tersebut, Tsarukyan mengaku sulit memprediksi siapa yang mampu menghentikan Makhachev, baik di 155 maupun 170 pound. Karena itu, komentar Tsarukyan bukan hanya pujian biasa, tetapi refleksi seorang petarung yang paham betul betapa tinggi standar yang harus ia capai untuk menyaingi juara sekelas Makhachev.
“Baca Juga : Kekecewaan Gattuso yang Muncul di Tengah Malam Pilu Italia“
Dengan Ilia Topuria kini memegang sabuk divisi ringan, peta persaingan berubah cukup signifikan. Meskipun demikian, Tsarukyan mengaku lebih menyukai situasi ketika Makhachev masih menjadi juara 155 pound. Sebab, menurutnya Makhachev lebih terbuka terhadap semua penantang, tidak seperti Topuria yang dianggap lebih selektif memilih lawan. Selain itu, Tsarukyan menilai gaya bertarung Makhachev menciptakan standar tinggi bagi para petarung lain. Namun demikian, ia tetap menghargai perjalanan Topuria sebagai juara baru. Perubahan ini dianggapnya sebagai tantangan tambahan yang justru memperkaya dinamika divisi ringan ke depan.
Meski pikirannya masih mengarah pada sabuk juara, Tsarukyan sadar bahwa ia harus melewati Dan Hooker lebih dulu. Oleh karena itu, ia memusatkan perhatian penuh pada pertarungan lima ronde tersebut. Selain menjadi pembuktian diri, duel di UFC Qatar adalah momentum untuk memperbaiki posisinya di ranking penantang. Dengan mental yang lebih matang dan fisik yang lebih terjaga, Tsarukyan berharap bisa memberi pesan kuat kepada seluruh divisi. Karena itulah, laga ini terasa seperti babak baru dalam misinya mengejar gelar yang sempat berada dalam genggamannya. Ia ingin memastikan bahwa dirinya masih layak berada di barisan terdepan para penantang.