Inews Combat Sports – Perseteruan antara Conor McGregor dan Khabib Nurmagomedov kembali memanas setelah McGregor melontarkan kritik pedas terkait proyek NFT Papakhas yang diperkenalkan Khabib melalui Telegram. Ketegangan yang sempat mereda sejak duel klasik UFC 229 pada 2018 itu muncul lagi ketika Khabib mengumumkan bahwa NFT tersebut ludes terjual. McGregor langsung menanggapi dengan tudingan keras, menyiratkan bahwa Khabib memanfaatkan nama mendiang ayahnya dan budaya Dagestan demi keuntungan pribadi. Situasi ini kembali menghidupkan rivalitas lama yang sudah melekat di ingatan publik, mengingat duel mereka pernah mencetak sejarah sebagai pertarungan UFC terbesar. Reaksi McGregor yang eksplosif memperlihatkan bahwa bara persaingan di antara keduanya belum padam, bahkan setelah Khabib memutuskan pensiun. Kini, perdebatan tentang integritas dan etika menjadi babak baru dari konflik mereka.
Tudingan McGregor soal NFT Papakhas
McGregor memulai kontroversi melalui unggahan bernada sinis di media sosial, mempertanyakan bagaimana mungkin Khabib menggunakan nama ayahnya untuk menjual NFT kepada penggemar. Ia menuduh Khabib “menipu fans” dengan menjual koleksi digital, lalu menghapus konten promosi setelah penjualan selesai. McGregor menilai tindakan itu sebagai bentuk eksploitasi terhadap budaya Dagestan dan para pendukung Khabib. Tudingannya disampaikan dengan gaya khas McGregor yang tajam dan provokatif, membuat suasana semakin memanas. Komentar itu segera menjadi bahan perdebatan luas di kalangan penggemar MMA, mengingat isu NFT memang kerap menimbulkan sentimen negatif. Dalam rivalitas yang sudah bertahun-tahun berjalan, tuduhan ini seolah menjadi peluru baru yang ditembakkan McGregor dalam upayanya merusak citra Khabib di mata publik global.
“Baca Juga : Tekanan Arne Slot Memuncak Saat Liverpool Terpuruk di Anfield“
Respons Khabib yang Menyebut McGregor Pembohong
Khabib merespons tudingan McGregor dengan menyebutnya sebagai “pembohong absolut” dan menegaskan bahwa NFT Papakhas bukanlah penipuan. Ia menjelaskan bahwa koleksi digital itu berupa hadiah eksklusif yang memiliki nilai real-time dan terinspirasi dari tradisi Dagestan. Menurutnya, niat proyek tersebut adalah menjaga agar budaya Dagestan tetap dikenal di seluruh dunia, bukan mengeksploitasi siapa pun. Khabib bahkan mengunggah video promosi untuk memperjelas tujuan proyek itu. Responsnya disampaikan dengan nada tegas namun terukur, mencerminkan kepribadiannya yang tenang sejak pensiun dari UFC. Meski mencoba meredam situasi, pernyataan itu justru menjadi pemicu baru bagi McGregor yang tidak siap kalah debat. Sengketa yang awalnya hanya terkait NFT berubah menjadi perdebatan tentang integritas dan warisan budaya.
Balasan Kasar McGregor yang Memperkeruh Situasi
Tidak berhenti sampai di situ, McGregor kembali membalas dengan nada jauh lebih kasar, mendesak Khabib meminta maaf karena menjual sesuatu sambil menyebutnya “hadiah”. Ia juga menyindir Khabib dengan bahasa yang merendahkan, menuduhnya memanfaatkan nama ayahnya demi keuntungan material. Balasan McGregor yang penuh ejekan menunjukkan bahwa ia menikmati ketegangan ini sebagai bagian dari karakternya di dunia MMA. Reaksi tersebut sontak memicu gelombang diskusi baru di media sosial, dengan banyak penggemar mempertanyakan batasan etika dalam promosi digital. Walau Khabib tidak memberikan balasan lanjutan, publik sudah mengetahui bahwa McGregor adalah sosok yang sulit berhenti ketika sudah memulai konfrontasi. Situasi ini memperlihatkan bahwa permusuhan lama itu masih memiliki bara yang tidak padam.
“Baca Juga : Penurunan Performa Mohamed Salah: Kontrak Baru yang Mengubah Segalanya“
Latar Belakang Rivalitas Sejak UFC 229
Pertikaian McGregor dan Khabib memiliki akar panjang sejak duel fenomenal UFC 229 pada 2018. Dalam pertarungan tersebut, Khabib unggul jauh sebelum menaklukkan McGregor lewat submission di ronde keempat. Setelah laga, keributan besar terjadi di luar oktagon dan menjadi salah satu insiden paling kontroversial dalam sejarah UFC. Rivalitas mereka tidak hanya soal kemampuan bertarung, tetapi juga identitas, budaya, dan ego dua atlet terbesar di era mereka. Hingga kini, bayang-bayang duel itu masih menjadi titik penting dalam narasi persaingan keduanya. Setiap pernyataan publik dari McGregor atau Khabib seolah menghidupkan kembali memori lama yang tidak pernah sepenuhnya terselesaikan. Dan kini, kehadiran NFT menjadi pemicu baru yang menyalakan kembali perseteruan tersebut.
Perdebatan NFT yang Menjadi Konflik Baru
Kontroversi ini juga menjadi contoh bagaimana tren digital seperti NFT bisa memasuki ranah konflik personal atlet. Bagi sebagian penggemar, proyek NFT Khabib merupakan bentuk inovasi dan pelestarian budaya. Namun bagi McGregor, itu menjadi celah untuk menyerang kredibilitas rival lamanya. Perdebatan terkait nilai NFT dan transparansi penjualan membuat isu ini semakin kompleks. Di tengah dunia digital yang terus berkembang, langkah Khabib menjual produk budaya Dagestan dalam bentuk NFT memancing respons yang beragam. Sementara itu, McGregor memanfaatkan ruang digital untuk mempertahankan citranya sebagai sosok kontroversial yang selalu vokal. Pada akhirnya, konflik ini menunjukkan betapa mudahnya media sosial dan teknologi baru menjadi alat pematik api bagi rivalitas yang sudah lama membara.