Crawford Nilai Pukulan Canelo Tak Sekeras yang Dibayangkan, Lebih Keras Kavaliauskas
iNews Combat Sports – Saul Canelo Alvarez baru saja menyelesaikan duel sengit melawan Terence “Bud” Crawford di kelas menengah super 76,2 kilogram. Banyak yang menilai pertarungan ini akan menghadirkan salah satu duel terkuat dalam sejarah tinju modern. Namun, kenyataan di atas ring berbeda dari yang dibayangkan Crawford. Ia mengaku Canelo tidak memukul sekeras yang ia harapkan.
Dalam konferensi pers pasca-pertarungan, Crawford menyebut bahwa hanya ada satu hal mengejutkan dari Canelo, yakni kekuatan pukulannya yang tidak sesuai ekspektasi. Menurutnya, Canelo tidak termasuk petinju dengan pukulan terkeras yang pernah ia hadapi sepanjang karier profesional. Ia bahkan menilai Egidijus “Mean Machine” Kavaliauskas memiliki pukulan yang lebih menyakitkan.
Crawford kembali mengingat pertarungannya melawan Kavaliauskas pada Desember 2019 di Madison Square Garden. Dalam duel perebutan gelar kelas welter WBO itu, Crawford sempat goyah akibat pukulan kanan telak lawannya di ronde ketiga. Walau lututnya sempat menyentuh kanvas, wasit Ricky Gonzalez tidak menganggapnya sebagai knockdown. Crawford kemudian bangkit, menjatuhkan Kavaliauskas tiga kali, dan akhirnya menang TKO di ronde kesembilan.
Ketika menghadapi Canelo, Crawford memang tidak menjatuhkan sang petinju Meksiko. Selama 12 ronde, ia mengakui tidak pernah benar-benar merasa terancam oleh pukulan Canelo. Kemenangan angka mutlak pun berhasil diraihnya di Allegiant Stadium, dengan skor 116-112, 115-113, dan 115-113. Hasil ini menegaskan keunggulan teknik Crawford sekaligus menunjukkan bahwa kekuatan pukulan Canelo tidak cukup untuk membalikkan keadaan.
Canelo Alvarez tercatat sebagai mantan juara empat divisi dengan catatan KO impresif, 39 kemenangan KO dari 63 pertarungan. Namun, dalam empat tahun terakhir, ia belum lagi mencatat kemenangan KO. Bahkan, delapan pertarungan terakhirnya selalu berlangsung penuh 12 ronde. Fakta ini membuat banyak pengamat menilai bahwa kekuatan Canelo mulai menurun seiring waktu.
Dalam acara pasca-pertarungan yang ditayangkan Netflix, Crawford menegaskan kembali pandangannya. Ia mengatakan Canelo memang memiliki teknik yang bagus, tetapi daya hantamnya tidak cukup untuk mengguncang dirinya. “Saya sudah dipukul lebih keras oleh petinju lain,” ujarnya tegas. Baginya, ketahanan Canelo justru terletak pada dagunya yang keras, bukan pada kekuatan pukulannya.
Menurut Crawford, frustrasi jelas terlihat dari ekspresi Canelo selama pertarungan. Sang bintang Meksiko disebut tidak mampu mengendalikan jalannya laga seperti yang diharapkannya. Crawford mengaku berhasil membaca serangan lawannya, memblokir sebagian besar pukulan keras, dan bahkan membalas dengan kombinasi yang efektif. Hal ini, menurut Crawford, membuat Canelo semakin kesulitan mengembangkan strategi di atas ring.
Hasil pertarungan ini memperkuat reputasi Terence Crawford sebagai salah satu petinju terbaik dunia. Ia tidak hanya berhasil menang angka mutlak atas Canelo, tetapi juga membuktikan bahwa teknik, strategi, dan ketenangan bisa mengalahkan nama besar sekaligus reputasi lawan. Meski Canelo tetap menjadi salah satu ikon tinju global, pernyataan Crawford ini menambah catatan penting dalam diskusi soal daya tahan dan kekuatan pukulan sang juara Meksiko.