Inews Combat Sports – Dan Hooker akhirnya kembali ke oktagon setelah cedera tangan membuatnya absen selama beberapa bulan. Namun, pertarungannya di UFC Qatar bukan sekadar comeback. Duel ini mempertemukannya dengan Arman Tsarukyan, sosok yang sudah lama menimbulkan friksi dalam perjalanan kariernya. Hooker mengatakan bahwa ketegangan itu bermula ketika Tsarukyan mulai mengkritik kualitas dan rekam jejaknya di UFC. Menurutnya, komentar tersebut muncul sejak awal Tsarukyan bergabung di divisi ringan. Karena itu, Hooker merasa perlu membalas dan menunjukkan bahwa dirinya tidak akan tinggal diam. Dengan nada tegas, ia menyebut bahwa duel ini bukan hanya soal peringkat, tetapi juga soal harga diri yang telah dipertaruhkan selama bertahun-tahun.
Perspektif Hooker Tentang Privilege dan Latar Belakang Tsarukyan
Hooker kemudian memaparkan alasan lain mengapa ia merasa tidak cocok dengan Tsarukyan, terutama soal latar belakang dan sikap lawannya. Ia mengatakan Tsarukyan berasal dari keluarga berada dan sering menampilkan gaya hidup yang menurutnya kurang mencerminkan kerja keras khas para petarung. Meski begitu, ia menegaskan bahwa pandangannya bukan soal iri, melainkan soal mentalitas bertanding. Menurut Hooker, dirinya tumbuh dari kondisi yang sangat berbeda dan menjalani karier UFC melalui proses panjang yang penuh perjalanan berat. Karena itu, ia sulit merasa dekat dengan seseorang yang dianggapnya tidak mengalami tekanan serupa. Hubungan keduanya yang makin panas membuat duel ini terasa lebih personal baginya.
“Baca Juga : Polanski Resmi Latih Gladbach: Peran Besar Kevin Diks di Balik Kebangkitan Tim“
Perbedaan Mentalitas yang Membentuk Jalan Berkarier
Hooker berkali-kali menyampaikan bahwa mentalitas keduanya sangat kontras. Ia menggambarkan dirinya sebagai petarung yang mewakili kerja keras, jatuh bangun, dan tekad yang tidak pernah padam. Ia menilai Tsarukyan memiliki jalan yang lebih stabil karena dukungan awal yang kuat. Menurut Hooker, perjalanan kariernya adalah representasi dari kerja orang biasa yang bangkit meski menghadapi berbagai keterbatasan. Karena itu, ia merasa Tsarukyan sering memandang remeh usaha rivalnya. Namun, Hooker tetap menjaga fokus bahwa perbedaan latar belakang itu bukan alasan untuk merendahkan kemampuan lawan. Sebaliknya, ia menjadikannya dorongan untuk membuktikan bahwa kegigihan dan pengalaman tetap memiliki nilai di puncak pertarungan UFC.
Hooker Berjanji Tidak Akan Mundur dari Tekanan Lawan
Hooker juga merespons insiden masa lalu antara Tsarukyan dan Bobby Green, yang menunjukkan sisi emosional lawannya di luar oktagon. Ia menyatakan bahwa dirinya tidak akan gentar bila Tsarukyan mencoba memicu keributan serupa. Menurut Hooker, dirinya telah melewati banyak situasi penuh tekanan selama kariernya, sehingga ia yakin tidak akan mudah digoyahkan. Ia menegaskan bahwa bukan ancaman atau intimidasi yang menentukan hasil, melainkan kemampuan dan mental bertarung. Oleh karena itu, ia berjanji akan berdiri tegak menghadapi Tsarukyan kapan pun. Dengan nada tenang namun tegas, Hooker mengatakan bahwa dirinya selalu siap menghadapi siapa saja tanpa harus terlibat drama berlebihan.
“Baca Juga : Plus-Minus Timnas Indonesia U-22 setelah Dua Uji Coba Kontra Mali“
Strategi Menghadapi Duel Striker Melawan Grappler
Ketika membahas strategi, Hooker mengakui bahwa sebagian besar orang memandang duel ini sebagai adu gaya striker versus grappler. Namun, ia menegaskan bahwa dirinya telah banyak berkembang, terutama dalam teknik gulat dan grappling selama masa pemulihan. Ia menyebut contoh Charles Oliveira yang sukses membalikkan strategi Gamrot dengan menyerang balik melalui takedown. Bagi Hooker, kunci mengalahkan petarung seperti Tsarukyan adalah menghadapi keunggulan lawan secara langsung, bukan menghindarinya. Karena itu, ia menegaskan siap bergulat jika diperlukan. Sang petarung Kiwi yakin stamina dan pengalamannya akan menjadi senjata utama untuk menahan tekanan dan membalikkan dominasi Tsarukyan di area bawah.
Janji Gelar dan Misi Mengakhiri Perjalanan Tsarukyan
Hooker menegaskan bahwa kemenangan atas Tsarukyan bukan hanya membuka jalan menuju gelar juara, tetapi juga menjadi cara untuk menutup laju lawannya di divisi ringan. Ia mengaku bahwa sejak awal dirinya meminta pertarungan ini kepada matchmaker UFC karena ingin menyingkirkan Tsarukyan dari barisan penantang. Dengan nada percaya diri, ia mengatakan bahwa permintaannya terkabul dan kini ia siap membuktikan ambisinya. Hooker memandang duel ini sebagai laga dua tujuan: mengamankan perebutan gelar dan menjawab perseteruan lama. Baginya, kemenangan di UFC Qatar tidak sekadar catatan karier, tetapi pembuktian bahwa perjalanan panjangnya layak membawa ia ke posisi teratas.