
Inews Combat Sport – Dana White Tanggapi Tuduhan Pengaturan Pertarungan UFC Dunia Mixed Martial Arts (MMA) kembali diguncang isu serius setelah muncul tuduhan pengaturan hasil pertarungan (fight-fixing) di ajang UFC. Sorotan tajam tertuju pada duel antara Isaac Dulgarian dan Yadier del Valle, yang menimbulkan kejanggalan pada pergerakan taruhan sebelum laga dimulai. Pertarungan itu berakhir cepat setelah Del Valle meraih kemenangan lewat kuncian di ronde pertama, memunculkan spekulasi adanya manipulasi hasil.
Perubahan mendadak dalam garis taruhan (betting line) menjadi pemicu utama penyelidikan. Banyak penggemar dan analis menduga ada pihak yang sudah mengetahui hasil pertandingan lebih dulu. Dalam olahraga yang dikenal dengan integritas dan keberaniannya ini, isu semacam ini tentu mengguncang reputasi UFC di mata publik global.
Menanggapi tuduhan tersebut, CEO UFC Dana White akhirnya angkat bicara. Dalam wawancara terbarunya, White menegaskan bahwa organisasi yang ia pimpin tidak akan mentolerir praktik curang dalam bentuk apa pun, termasuk pengaturan pertarungan. Ia juga menyebut bahwa pihak berwenang sedang melakukan penyelidikan mendalam terkait dugaan ini.
“Kami selalu bekerja sama dengan badan pengatur dan lembaga investigasi. Jika ada bukti, orang-orang yang terlibat akan ditindak tanpa ampun,” tegas White. Meski demikian, komentarnya memicu reaksi beragam. Beberapa pihak menilai pernyataannya terlalu defensif, sementara yang lain melihatnya sebagai langkah tepat untuk menjaga citra UFC menjelang kontrak streaming baru tahun 2026.
“Baca Juga : Declan Rice: Sosok Sentral di Balik Kebangkitan Arsenal Musim Ini“
Kasus ini menciptakan ketegangan besar antara dunia pertaruhan olahraga dan organisasi seni bela diri terbesar di dunia. UFC selama ini dikenal sebagai liga yang menjunjung profesionalisme, dengan sistem pengawasan ketat terhadap atlet dan promotor. Namun, munculnya kasus seperti ini dapat merusak kepercayaan publik terhadap transparansi olahraga tarung.
Banyak analis mengingatkan, insiden ini bisa berimbas pada kemitraan komersial UFC, terutama dalam negosiasi kontrak siaran global yang akan datang. Dunia taruhan juga ikut terpukul, sebab skandal ini memperkuat stigma negatif bahwa sektor tersebut mudah dimanipulasi.
Sementara kontroversi seputar pengaturan pertandingan masih hangat, Jon Jones, sang legenda UFC yang tak pernah lepas dari sorotan, kembali mencuri perhatian. Ia melontarkan sindiran terhadap Tom Aspinall, juara sementara kelas berat, usai penampilannya di UFC 321. Melalui media sosial, Jones menyebut bahwa performa Aspinall “belum cukup menunjukkan kelas juara sejati.”
Sindiran ini memicu reaksi cepat dari para penggemar. Sebagian melihatnya sebagai upaya Jones mempertahankan dominasi mentalnya di dunia MMA, sementara yang lain menilai komentar itu hanya bagian dari strategi perang psikologis menjelang kemungkinan duel keduanya.
“Baca Juga : Raphinha dan Lamine Yamal: Harmoni Dua Bintang Muda Barcelona yang Saling Mengangkat“
Dalam dunia pertarungan bebas, komentar pedas antara atlet sering kali menjadi bagian dari strategi promosi pertarungan. Namun, rivalitas antara Jones dan Aspinall tampak lebih personal. Aspinall yang kini tengah naik daun diyakini sebagai ancaman nyata bagi dominasi Jones di kelas berat.
Bahkan, beberapa pengamat menyebut bahwa UFC bisa memanfaatkan ketegangan ini untuk menciptakan pertarungan blockbuster. Jika benar terjadi, duel tersebut berpotensi menjadi pertarungan paling ditunggu tahun 2026, terutama dengan meningkatnya perhatian publik terhadap UFC setelah skandal taruhan mencuat.
Kasus dugaan fight-fixing dan perang kata antara dua bintang besar UFC memperlihatkan dinamika kompleks dunia MMA saat ini. Di satu sisi, olahraga ini terus berkembang pesat dan menjadi fenomena global. Namun di sisi lain, UFC harus berjuang keras menjaga integritas dan kepercayaan publik di tengah tekanan industri hiburan dan bisnis taruhan.
Bagi banyak penggemar, UFC bukan sekadar pertarungan fisik, melainkan simbol keberanian, disiplin, dan sportivitas. Oleh karena itu, setiap isu kecurangan harus diselesaikan secara transparan. Jika UFC mampu melewati badai ini dengan langkah tegas dan terbuka, organisasi ini bisa keluar lebih kuat dan dihormati daripada sebelumnya.
Ke depan, UFC diharapkan memperkuat sistem pemantauan integritas, terutama pada aspek taruhan resmi dan etika atlet. Isu fight-fixing mungkin menjadi pukulan keras, tetapi juga peluang untuk melakukan reformasi menyeluruh. Dengan pengawasan yang lebih ketat dan transparansi publik yang lebih tinggi, UFC dapat membangun kembali kepercayaan yang mungkin terguncang.
Seiring dengan itu, para penggemar kini menantikan langkah nyata Dana White dan jajaran manajemen dalam memastikan setiap pertarungan berlangsung adil, jujur, dan penuh semangat kompetitif sejati.