iNews Combat Sports – Petinju asal Inggris Dave Allen kembali menjadi sorotan setelah menelan kekalahan pahit dari Arslanbek Makhmudov di Sheffield, Minggu (12/10/2025). Dalam pertarungan sengit sepanjang 12 ronde, Allen harus mengakui keunggulan lawan melalui keputusan angka mutlak. Meskipun Makhmudov sempat dikurangi dua poin karena pelanggaran, hal itu tetap tidak cukup untuk mengubah hasil akhir. Bagi Allen, laga ini awalnya diharapkan menjadi momen kebangkitan, namun kenyataan berkata lain. Ia mengakui dengan jujur, “Saya sudah berlatih sekeras mungkin, tapi dia terlalu besar dan terlalu bagus. Intinya, saya tidak cukup hebat.”
“Baca juga: Kylian Mbappe: Cristiano Ronaldo Masih Nomor Satu di Real Madrid“
Di tengah kekalahan tersebut, suasana di Sheffield tetap luar biasa. Sorak penonton yang memenuhi arena seolah menjadi bukti betapa besar dukungan untuk sang “White Rhino.” Allen mengaku hampir meneteskan air mata saat mendengar dukungan itu. “Suasananya luar biasa, saya hampir menangis. Tapi saya belum selesai. Saya tidak akan berhenti,” ujarnya penuh emosi. Kalimat itu mencerminkan tekad seorang petarung sejati yang tak ingin menyerah, bahkan ketika nasib belum berpihak.
Nama Arslanbek Makhmudov memang bukan lawan sembarangan. Petinju bertubuh raksasa asal Kanada itu dikenal memiliki kekuatan pukulan luar biasa. Allen bahkan menyebutnya sebagai petinju dengan pukulan paling keras yang pernah ia hadapi. “Dia menghajar saya lima atau enam kali dengan sangat keras. Pelatih saya sempat ingin menghentikan pertarungan, tapi saya bukan orang yang mudah menyerah,” kata Allen. Pernyataan itu menggambarkan mental baja dan determinasi tinggi yang membuat Allen disegani, meski hasil pertandingan tidak berpihak kepadanya.
Menariknya, meski menghadapi lawan sekuat Makhmudov, Dave Allen tetap berdiri tegak hingga ronde terakhir. Ia mencatatkan rekor impresif sebagai petinju yang tidak pernah jatuh dalam 34 pertarungan profesional. Hal ini menunjukkan daya tahan fisik sekaligus kekuatan mental yang luar biasa. Bagi banyak petinju, kekalahan seperti ini bisa menjadi akhir, tetapi tidak bagi Allen. Ia memandang kekalahan bukan sebagai tanda menyerah, melainkan pelajaran berharga untuk kembali lebih kuat.
Setelah pertandingan, Allen tampak kecewa, namun tidak kehilangan semangat. “Rasanya pahit, tapi begitulah hidup,” katanya. Dalam dunia tinju, kalimat itu mencerminkan kedewasaan seorang atlet yang memahami bahwa kemenangan dan kekalahan adalah bagian dari perjalanan. Justru dari kegagalan inilah karakter sejati seorang juara diuji. Allen menegaskan bahwa dirinya belum akan pensiun. “Saya belum selesai. Mungkin saya akan kejar gelar juara Inggris, atau naik ke kelas bridgerweight. Saya belum tahu,” ungkapnya. Pernyataan itu menjadi bukti bahwa semangat juangnya masih membara.
Meski hasil di Sheffield belum sesuai harapan, Allen mengindikasikan akan segera kembali berlatih untuk mempersiapkan langkah berikutnya. Banyak pengamat menilai bahwa keputusan Allen untuk bertahan adalah langkah tepat. Dengan dukungan besar dari publik Inggris dan pengalaman panjang di ring, ia masih memiliki peluang untuk bangkit dan memperbaiki kariernya. “Dengan dukungan seperti ini, bagaimana saya bisa meninggalkannya?” ucap Allen dengan senyum penuh arti. Kata-kata itu menunjukkan keterikatan emosionalnya terhadap dunia tinju dan para penggemarnya.
“Baca juga: Revolusi Sistem Rem Formula 1 2026, Tantangan Terbesar dalam Sejarah Balap Modern“
Sementara itu, kemenangan atas Dave Allen menjadi batu loncatan penting bagi Arslanbek Makhmudov. Petinju berpostur 197 cm itu langsung menantang Anthony Joshua, mantan juara dunia kelas berat asal Inggris. Jika duel itu benar-benar terwujud, kemenangan melawan Allen akan menjadi modal berharga bagi Makhmudov untuk menembus jajaran elit dunia. Pertarungan melawan Joshua tentu akan menarik perhatian global dan menjadi ajang pembuktian siapa yang layak disebut raja baru kelas berat.
Sebagai pengamat, saya melihat Dave Allen bukan sekadar petinju biasa. Ia adalah representasi dari keteguhan dan ketulusan dalam olahraga keras seperti tinju. Meski tidak termasuk dalam jajaran top 20 dunia, Allen selalu menghadirkan semangat juang tinggi di setiap pertarungan. Kekalahannya dari Makhmudov memang berat, namun justru menambah lapisan karakter dalam kariernya. Dalam pandangan saya, Allen masih memiliki peluang besar untuk merebut gelar nasional atau tampil di laga-laga penting Eropa. Ia hanya perlu memperkuat taktik bertahan dan efisiensi pukulan, agar bisa bersaing dengan lawan bertubuh besar dan kuat.
Kisah Dave Allen mengingatkan kita bahwa dalam dunia olahraga, kemenangan sejati tidak selalu diukur dari sabuk juara. Kadang, kemenangan adalah tentang keberanian untuk bangkit setelah jatuh, dan keyakinan untuk terus melangkah meski dunia meragukan. Dengan hati yang teguh dan dukungan publik yang luar biasa, Allen membuktikan bahwa semangat tidak bisa dikalahkan oleh angka di papan skor. Ia mungkin kalah di ring, tetapi menang di hati para penggemarnya.