iNews Combat Sports – Menjelang akhir tahun 2025, dunia tinju Inggris kembali berdenyut kencang. Sejumlah duel besar di divisi kelas berat sudah dijadwalkan, menghadirkan persaingan sengit antar petinju top yang memperebutkan supremasi dan sabuk juara dunia. Di tengah euforia tersebut, muncul satu pertanyaan besar yang menggema di kalangan penggemar: siapa petinju kelas berat terbaik asal Inggris saat ini? Dari legenda sekelas Tyson Fury hingga bintang muda fenomenal Moses Itauma, inilah jajaran elite yang membentuk peta kekuatan baru tinju Inggris di mata dunia.
“Baca juga: Liverpool Siap Gaet Nico Schlotterbeck karena Krisis di Lini Belakang“
Nama David Adeleye menempati posisi ke-10 dalam daftar petinju terbaik Inggris versi DAZN. Mantan juara nasional ini sempat mencuri perhatian dengan gaya bertarungnya yang agresif dan energik. Namun, kekalahan telak dari Filip Hrgovic memperlihatkan bahwa Adeleye masih memiliki jarak cukup jauh untuk menembus level dunia. Meski begitu, kemenangan atas Jeamie TKV dan Solomon Dacres menunjukkan tekad kuatnya untuk bangkit. Adeleye masih muda, dan jika ia mampu memperbaiki pertahanannya, ia berpotensi menjadi ancaman besar di masa depan.
Di posisi ke-9, terdapat Frazer Clarke, peraih medali perunggu Olimpiade Tokyo yang kini berusia 34 tahun. Dengan rekor 9-1-1 (7 KO), Clarke dikenal sebagai petinju yang tangguh, tetapi belum sepenuhnya memenuhi ekspektasi besar publik Inggris. Kekalahannya dari Fabio Wardley sempat menurunkan pamornya, namun Clarke tetap optimis menatap laga perebutan gelar nasional melawan Jeamie TKV. Waktu mungkin tidak berpihak padanya, tetapi pengalamannya di ring membuatnya tetap relevan dalam peta persaingan domestik.
Dillian “The Bodysnatcher” Whyte pernah menjadi sosok menakutkan di kelas berat. Dengan rekor 31 kemenangan dan 21 KO, ia dikenal karena gaya bertarung yang agresif dan stamina luar biasa. Namun, kekalahannya dari bintang muda Moses Itauma pada Agustus lalu menjadi titik balik dalam kariernya. Whyte kini lebih banyak mengandalkan pengalaman dan strategi daripada kekuatan fisik semata. Meski masa keemasannya mungkin sudah lewat, nama Whyte masih dihormati sebagai petarung sejati yang tak pernah takut menghadapi siapa pun di atas ring.
Di posisi ketujuh, Lawrence Okolie menjadi salah satu kisah menarik di dunia tinju Inggris. Eks juara dunia dua divisi ini kini meniti karier baru di kelas berat, membawa postur menjulang 196 cm dan gaya bertarung yang unik. Ia kini menempati peringkat satu versi WBC, dan bila Oleksandr Usyk benar-benar pensiun, Okolie bisa mendapatkan kesempatan emas untuk merebut sabuk juara dunia. Dengan kombinasi jangkauan panjang dan teknik bertarung efisien, Okolie bisa menjadi kuda hitam yang mengejutkan dunia tinju global.
Berada di posisi keenam, Fabio Wardley adalah simbol kebangkitan generasi baru tinju Inggris. Dengan rekor nyaris sempurna 19-0-1 (18 KO), ia dikenal memiliki daya pukul yang mematikan. Pemegang sabuk interim WBA ini dijadwalkan melawan Joseph Parker pada 25 Oktober mendatang. Jika menang, Wardley akan menggabungkan dua gelar interim sekaligus sebuah pencapaian yang akan membuka pintu menuju perebutan sabuk dunia. Dari sisi mental, Wardley juga menunjukkan perkembangan pesat, membuatnya layak disebut calon bintang masa depan.
Meski telah berusia 41 tahun, Derek Chisora masih menunjukkan semangat bertarung yang luar biasa. Dikenal dengan julukan “Del Boy”, Chisora telah menghadapi hampir semua nama besar di divisi ini, termasuk Tyson Fury dan Oleksandr Usyk. Meskipun empat kali kalah dalam dua tahun terakhir, ia tetap menjadi magnet bagi penggemar tinju. Rencananya, Chisora akan menjalani pertarungan ke-50 di Manchester pada Desember mendatang. Ia bukan hanya simbol ketangguhan, tetapi juga representasi semangat petinju sejati yang menolak pensiun sebelum waktunya.
“Baca juga: Kylian Mbappe: Cristiano Ronaldo Masih Nomor Satu di Real Madrid“
Di posisi keempat, sorotan utama tertuju pada Moses Itauma, bintang muda berusia 20 tahun yang sedang menciptakan sensasi luar biasa. Dengan catatan 13 kemenangan tanpa kekalahan (11 KO), Itauma telah menjadi juara Persemakmuran dan kini memuncaki peringkat WBO serta WBA. Gaya bertarungnya cepat, bertenaga, dan penuh keyakinan diri. Banyak pengamat memprediksi Itauma akan menjadi wajah baru tinju dunia dalam dua tahun ke depan. Dalam usianya yang masih sangat muda, ia sudah menunjukkan kedewasaan teknis yang jarang dimiliki petinju sekelasnya.
Masuk ke posisi tiga besar, Anthony Joshua, Daniel Dubois, dan Tyson Fury masih menjadi simbol supremasi tinju Inggris. Joshua, mantan juara dunia dua kali dengan rekor 28-4 (25 KO), tengah bersiap untuk comeback setelah operasi siku di musim panas lalu. Sementara itu, Daniel Dubois (22-3, 21 KO) terus membuktikan dirinya sebagai petarung muda yang haus gelar setelah mengalahkan Joshua dan kini bersiap melawan Frank Sanchez dalam duel eliminator IBF. Di puncak, Tyson Fury (34-2-1, 24 KO) tetap dianggap yang terbaik meski vakum sejak kalah dari Usyk. Rencana comeback-nya pada 2026 memicu harapan besar bahwa duel legendaris Fury vs Joshua akhirnya akan benar-benar terwujud.
Sebagai pengamat olahraga, saya melihat bahwa tinju Inggris sedang mengalami transisi generasi penting. Sosok legendaris seperti Fury dan Chisora mulai menurunkan tongkat estafet kepada nama-nama muda seperti Itauma dan Wardley. Pergeseran ini memperlihatkan betapa sehatnya ekosistem tinju di Inggris mulai dari pembinaan, promosi, hingga dukungan penggemar. Jika tren ini terus berlanjut, Inggris akan tetap menjadi pusat kekuatan tinju dunia untuk dekade mendatang, dengan generasi baru yang tidak hanya kuat secara fisik tetapi juga cerdas dalam strategi dan branding pribadi.