Dominasi Petarung Amerika Serikat Tamat, Islam Makhachev: Saatnya Dagestan Bangkit!
iNews Combat Sports – Era kejayaan petarung Amerika Serikat di UFC kini tampaknya sudah berakhir. Pada 2016, lebih dari selusin petarung AS memegang sabuk juara. Namun, kini hanya tersisa satu nama, yakni Kayla Harrison.
Mantan juara kelas berat, Jon Jones, menjadi juara pria terakhir dari AS sebelum akhirnya pensiun pada Juni 2025. Situasi ini memunculkan banyak pertanyaan: mengapa dominasi petarung AS tiba-tiba meredup?
Petarung Islam Makhachev, yang kini berada di peringkat kedua pound-for-pound UFC, memberikan jawaban tegas. Menurutnya, dominasi Amerika memudar karena munculnya talenta luar biasa dari Dagestan dan wilayah Kaukasus.
“UFC sekarang lebih banyak merekrut petarung dari wilayah kami. Itu alasannya,” ujar Makhachev dalam wawancara dengan Ushatayka, dikutip dari Bloody Elbow, Senin (25/8/2025).
Ia juga menekankan perbedaan mentalitas antara petarung Amerika dan petarung dari Dagestan. “Di AS, mereka tidak khawatir meskipun tampil buruk. Tapi bagi kami, di belakang ada keluarga, seluruh kota, bahkan republik. Kami bertarung dengan tanggung jawab penuh, dan itu membuat kami menang,” tegasnya.
Fakta di lapangan mendukung pernyataan Makhachev. Kini, UFC mulai dikuasai oleh nama-nama besar dari Kaukasus. Ada Merab Dvalishvili dan Ilia Topuria dari Georgia, serta Khamzat Chimaev dari Chechnya yang baru saja merebut gelar juara kelas menengah.
Gelombang petarung tangguh dari wilayah ini membuktikan bahwa UFC tidak lagi didominasi oleh satu negara. Justru, dunia kini menyaksikan kebangkitan kekuatan baru dari Eropa Timur dan sekitarnya.
Meski menjadi simbol kebangkitan Dagestan, Islam Makhachev sendiri baru saja kehilangan gelarnya sebagai petarung pound-for-pound nomor satu UFC. Posisinya direbut oleh Ilia Topuria, setelah Topuria mengalahkan mantan juara kelas ringan Charles Oliveira di UFC 317 pada 28 Juni 2025.
Sebelumnya, Makhachev juga telah melepaskan sabuk kelas ringan pada Mei lalu. Dengan begitu, masa keemasan hampir dua tahun sejak kemenangannya atas Alexander Volkanovski di UFC 294 resmi berakhir.
Makhachev percaya, meski ia kehilangan tahtanya, kebangkitan petarung dari Dagestan, Kaukasus, dan Chechnya baru saja dimulai. Dengan mentalitas kuat, dedikasi penuh, dan dukungan komunitas, mereka diyakini siap mengguncang UFC lebih lama lagi.