Inews Combat Sport – Ketegangan antara Francis Ngannou dan Dana White kembali ramai dibahas setelah tuduhan sang CEO UFC muncul ke publik. White mengklaim Ngannou pernah mendorongnya dan menarik baju Hunter Campbell di kantor UFC. Tuduhan itu muncul setelah Ngannou menolak bonus pasca-pertarungan dan hubungan kedua pihak makin renggang. Di tengah sorotan yang memanas, publik pun menunggu respons Ngannou, mengingat hubungan mereka sudah lama diwarnai pasang-surut. Namun, alih-alih terpancing, Ngannou justru terlihat tenang. Ia memilih untuk tidak terbawa emosi, seolah menunjukkan bahwa bab itu sudah ia tutup sejak lama.
Respons Tenang Ngannou: “Saya Tidak Terkejut”
Dalam wawancara dengan Ariel Helwani, Ngannou mengaku tidak terkejut mendengar tuduhan tersebut. Ia menegaskan bahwa dirinya sudah tidak ingin terjebak dalam drama panjang, terutama yang bersumber dari komentar negatif. Menurutnya, membalas setiap ucapan orang hanya akan menguras energi dan menyita ketenangan. Ia bahkan menyebut kini jauh lebih fokus pada kedamaian pribadi daripada konflik. Cara bicaranya yang datar, tenang, dan tanpa dendam memberikan gambaran bahwa ia sungguh ingin melanjutkan hidup tanpa bayang-bayang masa lalunya di UFC.
“Baca Juga : Vietnam U-22 Kunci Langkah ke Semifinal SEA Games 2025, Malaysia Terjepit di Ujung Asa“
Isyarat Ngannou Soal Rekaman Kamera di Kantor UFC
Ketika diminta menanggapi tuduhan yang menyebut insiden itu terjadi di kantor Dana White, Ngannou hanya memberikan jawaban singkat namun tajam. Ia menyebut bahwa kantor tersebut pasti memiliki banyak kamera. Ucapan itu menjadi cara halus untuk membalikkan beban pembuktian kepada UFC. Jika tuduhan itu benar, rekaman CCTV tentu dapat membuktikannya. Meski begitu, ia kembali menegaskan bahwa dirinya sudah lelah menanggapi konflik lama. Ia bahkan mengatakan sempat melihat berita itu sekilas, kemudian langsung menggulir layar dan melupakannya begitu saja.
Hubungan Ngannou dan UFC yang Memburuk Perlahan
Ngannou meninggalkan UFC setelah empat tahun membela gelar dan menjalani operasi lutut. Pada masa itu, hubungan dengan White sering naik-turun. Ketika kontraknya berakhir, ia memilih pindah ke PFL demi kebebasan lebih besar dalam karier. Keputusan itu membuat hubungan keduanya makin memburuk. Ngannou menyayangkan bagaimana hubungan profesional yang dulu ia bangun berubah menjadi jarak yang dingin. Ia menyampaikan rasa kecewa karena menurutnya semua ini seharusnya tidak terjadi jika komunikasi terjalin lebih baik sejak awal.
“Baca Juga : Krisis Cedera Arsenal Memuncak Jelang Hadapi Club Brugge“
Langkah Baru Ngannou Setelah Meninggalkan UFC
Sejak bergabung dengan PFL, Ngannou lebih fokus mengejar pertarungan besar dan peluang baru. Ia menata ulang karier dengan visi yang berbeda dan memilih menghindari konflik publik. Baginya, masa depan lebih penting daripada drama masa lalu. Ia juga berusaha membangun citra baru sebagai atlet yang matang, bijak, dan tidak mudah terpancing. Transisi ini menggambarkan perjalanan emosional seorang petarung yang sudah kenyang pengalaman dan kini ingin hidup dengan lebih tenang, jauh dari polemik internal industri MMA.
Pesan Damai dari Sang Predator
Di akhir wawancaranya, Ngannou mengulang satu pesan: ia hanya ingin kedamaian. Ia tidak ingin lagi terlibat dalam adu komentar yang tidak membawa manfaat. Baginya, menjadi dewasa berarti memilih mana konflik yang patut dijawab dan mana yang cukup dilewati. Sikap ini membuat banyak penggemar menghargai ketenangannya, sekaligus menyoroti betapa rumit hubungan antara atlet dan organisasi besar seperti UFC. Meski tuduhan itu masih menimbulkan tanda tanya, Ngannou memilih berjalan maju tanpa menoleh ke belakang.