Inews Combat Sports – Payton Talbott tak pernah membayangkan akan berdiri satu oktagon dengan Henry Cejudo, apalagi dalam laga yang diperkirakan menjadi pertarungan terakhir sang legenda. Namun dunia MMA selalu penuh kejutan. Ketika UFC mengumumkan mereka akan bertemu di UFC 323 di Las Vegas, Talbott sempat terkejut, tetapi ia langsung menerima kesempatan besar itu tanpa ragu. Menurutnya, pertarungan melawan juara dua divisi sekaligus peraih emas Olimpiade adalah momentum langka yang tak boleh disia-siakan. Meski tahu Cejudo suka memanaskan suasana dan bermain psikologis, Talbott mengaku siap. Ia merasa memiliki pemahaman cukup tentang Cejudo setelah pernah menghabiskan waktu bersama sang veteran. Pertemuan itu membuat duel ini terasa lebih pribadi, sekaligus penuh penghormatan.
Kenangan Bersama Cejudo Sebelum Mereka Jadi Rival
Sebelum menjadi lawan, Talbott dan Cejudo pernah menghabiskan beberapa hari bersama menjelang laga Cejudo kontra Merab Dvalishvili. Saat itu, Cejudo masih mempertimbangkan pensiun dan keduanya tak melihat kemungkinan akan saling berhadapan. Justru di momen itulah hubungan mereka terbangun. Talbott mengenang bagaimana Cejudo menyempatkan diri berbagi cerita, pengalaman, dan pandangan hidup sebagai atlet yang sudah melewati puncak karier. Dari cara Cejudo berbicara, Talbott bisa melihat sosok mentor yang ingin memastikan generasi berikutnya belajar dari perjalanan panjangnya. Karena itu, ketika akhirnya mereka dijadwalkan bertarung, Talbott merasa ada ironi sekaligus kebanggaan tersendiri. Ia memahami bahwa pertarungan ini lebih dari sekadar duel ini adalah babak penutup dari karier besar seorang legenda.
“Baca Juga : MU Siapkan Jalan Baru untuk Wonderkid: Chido Obi hingga Diego Leon Masuk Radar Peminjaman Januari 2026“
Nasihat Cejudo yang Mengubah Cara Talbott Melihat Karier
Menurut Talbott, nasihat yang diberikan Cejudo saat itu sangat membekas dan mengubah cara ia membangun karier di UFC. Cejudo menekankan pentingnya menyusun latihan yang benar-benar meniru tekanan kompetisi, baik dari mental maupun fisik. Ia mengingatkan bahwa tubuh memiliki batas dan mental harus dilatih sama seriusnya dengan teknik. Namun nasihat paling tegas justru mengenai masa depan. Cejudo mengatakan bahwa keamanan finansial perlu direncanakan sejak dini karena karier petarung tidak pernah dapat diprediksi. “Semua akan mencoba mengambil keuntungan dari kamu,” kata Cejudo, pesan yang kini selalu dipegang Talbott. Mendengar hal itu langsung dari seseorang yang mengalami puncak, jatuh, dan bangkit kembali membuat Talbott benar-benar memahami maknanya.
Perjalanan Talbott Menuju UFC 323
Setelah keluar sebagai prospek unggulan dari Dana White’s Contender Series, Talbott melakoni awal karier gemilang dengan tiga kemenangan beruntun. Namun kenyataan cepat mengujinya ketika Raoni Barcelos memberikan kekalahan pertamanya pada UFC 322. Alih-alih terpuruk, Talbott bangkit dan tampil solid saat mengalahkan Felipe Lima di UFC 317. Kemenangan itu membuka kembali pintu menuju pertarungan besar. Menurutnya, banyak petarung menolak tawaran melawannya, mungkin karena gaya bertarungnya yang explosif. Namun ketika nama Cejudo muncul, semuanya berubah. Baginya, tak ada alasan untuk menolak tawaran bertarung dengan salah satu atlet paling berprestasi dalam sejarah UFC. Ia menganggap ini sebagai ujian penting dalam kariernya.
“Baca Juga : Jejak dan Potensi Lyfe Oldenstam: Kisah Pertemuan yang Memantik Harapan untuk Timnas Indonesia“
Tantangan Besar Bertemu Sang “Triple C”
Menghadapi Henry Cejudo bukanlah tugas sederhana. Petarung berjuluk “Triple C” itu telah mencapai puncak prestasi di berbagai arena, mulai dari Olimpiade hingga sabuk UFC di dua divisi. Meski kalah dalam tiga pertarungan terakhirnya, Cejudo tetap menjadi lawan yang berbahaya berkat IQ bertarung yang tinggi dan kemampuannya beradaptasi. Talbott tahu Cejudo akan tampil dengan motivasi berbeda, mungkin lebih emosional karena ini bisa menjadi laga terakhirnya. Ia memperkirakan Cejudo akan membawa segala kemampuan terbaiknya ke atas oktagon demi menutup karier dengan cara terhormat. Justru karena itu, Talbott merasa tertantang. Ia ingin melihat seberapa jauh kemampuan yang telah ia bangun selama ini.
Talbott dan Tekad Menghadapi Legenda
Bagi Talbott, menjadi lawan terakhir Cejudo adalah kehormatan besar sekaligus tekanan yang harus ia kelola dengan matang. Ia mengakui bahwa kesempatan seperti ini jarang terjadi. Talbott ingin memberikan pertarungan terbaiknya, bukan hanya untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk menghormati perjalanan panjang lawannya. Ia membayangkan bagaimana rasanya menjadi orang yang melepas seorang legenda dari dunia yang begitu dicintainya. Meski begitu, Talbott tidak datang untuk sekadar menjadi bagian dari cerita perpisahan. Ia ingin membuktikan dirinya layak menghadapi yang terbaik. “Saya ingin tahu apa yang saya punya. Saya ingin melihat apa saya mampu melawan seseorang seperti Henry,” katanya.