Ilia Topuria Prediksi KO Terence Crawford, Siap Tantang Laga Crossover Besar
iNews Combat Sports – Ilia Topuria kembali menjadi sorotan. Petarung UFC ini dengan percaya diri menyatakan mampu mengalahkan Terence Crawford di ring tinju. Ia menyampaikan bahwa pukulan pertamanya cukup untuk menjatuhkan sang juara dunia.
Sebagai catatan, Topuria bukan sekadar mengancam di media. Ia memiliki rekor sempurna di dunia MMA, yakni 17 kemenangan tanpa kekalahan. Keberaniannya menantang salah satu petinju terbaik dunia tentu membuat banyak pihak terkejut.
Tidak hanya itu, Topuria juga menyebut bahwa pertarungan di oktagon tidak akan dibahas. Ia hanya ingin fokus pada laga tinju. Ini memperjelas niatnya untuk serius mencoba dunia tinju profesional.
Terence Crawford akan menghadapi Canelo Alvarez pada 13 September dalam duel besar yang dinanti publik. Pertarungan ini disebut-sebut sebagai laga tinju paling menguntungkan tahun ini. Sementara itu, pembicaraan tentang lawan berikutnya pun mulai ramai dibicarakan.
Baca Juga : Pentingnya Mendengarkan dan Bertanya untuk Cegah Bunuh Diri, Begini Penjelasan Ahli
Salah satu nama yang muncul sebagai kandidat adalah Ilia Topuria. Ia secara terbuka menyatakan ketertarikannya melawan pemenang dari laga Crawford vs Canelo. Dengan kata lain, Topuria bersiap mencuri perhatian di ring tinju, bukan hanya di oktagon.
Beberapa laporan menyebut bahwa Crawford mungkin akan pensiun setelah melawan Canelo. Karena itu, pernyataan Topuria tentang menjatuhkan Crawford bisa jadi bagian dari strategi promosi. Ia tahu peluang pertarungan ini sangat kecil jika Crawford benar-benar pensiun.
Meski demikian, Topuria tetap menegaskan niatnya. Dalam sebuah wawancara, ia berkata,
“Saya akan membuatnya tertidur saat pukulan pertama.”
Pernyataan ini memperlihatkan keyakinan tinggi. Tapi juga memancing perdebatan di kalangan penggemar.
Di luar dunia tinju, beberapa petarung UFC juga siap menghadapi Topuria. Salah satunya adalah Paddy Pimblett. Ia naik ke ring usai pertarungan Topuria dan melontarkan tantangan langsung.
“KO-mu bagus, tapi kamu tidak bisa kalahkan aku,” ujar Pimblett.
“Aku akan menghabisimu.”
Selain itu, Arman Tsarukyan juga disebut-sebut sebagai kandidat kuat. Ia dikenal dengan gaya bertarung agresif dan stamina luar biasa. Pertarungan melawan Topuria bisa jadi duel besar UFC berikutnya.
Tak hanya dari UFC, petinju profesional juga melirik potensi pertarungan melawan Topuria. Conor Benn, misalnya, menyampaikan minatnya lewat media sosial. Ia bahkan menantang petarung MMA yang ingin mencoba tinju.
“Kalau ada petarung UFC yang ingin masuk ring, silakan datang dan buktikan,” tulis Benn.
Dengan begitu, crossover antara MMA dan tinju makin terasa nyata. Dan Topuria berada di tengah-tengah pusaran tersebut.
Topuria kini punya banyak pilihan. Ia bisa tetap bertahan di UFC dan melawan penantang berikutnya. Atau, ia bisa mengejar mimpi baru di ring tinju. Kedua jalan ini sama-sama menjanjikan.
Namun yang jelas, siapa pun lawan Topuria berikutnya, pertarungan itu akan menarik perhatian dunia. Dengan rekor sempurna dan gaya bicara berani, ia sudah membuktikan bahwa dirinya bukan petarung biasa.
Ilia Topuria bukan hanya juara baru di UFC, tetapi juga simbol generasi petarung modern. Ia tak hanya kuat secara fisik, namun juga cerdas dalam membaca peluang. Termasuk dalam hal memanfaatkan momen crossover antara MMA dan tinju yang kini sedang naik daun.
Selain itu, gaya bertarungnya yang agresif dan penuh perhitungan membuat publik terus tertarik menyaksikannya di arena. Banyak penggemar menyebutnya sebagai “paket lengkap”—kuat di atas ring dan cakap di luar ring.
Dengan kepribadian yang berani dan penuh percaya diri, Topuria juga piawai membangun narasi dan hype. Ia tahu bagaimana mencuri perhatian media dan memancing respons dari lawan potensial. Hal ini tentu membuat namanya terus diperbincangkan, baik oleh fans maupun pelaku industri.
Pertarungan lintas disiplin seperti UFC vs Tinju memang bukan hal baru. Namun, setiap kali topik ini muncul, pasti menuai perhatian besar. Apalagi jika melibatkan nama-nama besar seperti Topuria, Crawford, atau bahkan Canelo.
Di sisi lain, banyak pihak masih mempertanyakan: apakah crossover ini hanya untuk kepentingan komersial, atau benar-benar murni tantangan antar disiplin?
Dalam konteks Topuria, tampaknya ini bukan sekadar strategi pemasaran. Ia telah membuktikan kemampuannya di UFC dan kini ingin tantangan baru. Meskipun dunia tinju punya aturan dan ritme berbeda, Topuria yakin bahwa dirinya mampu beradaptasi dan tampil gemilang.
Jika duel antara Topuria dan petinju seperti Crawford atau Benn benar terjadi, itu akan menandai era baru dalam sejarah pertarungan lintas disiplin. Era di mana batas antara MMA dan tinju menjadi semakin tipis.
Ilia Topuria saat ini berada dalam posisi strategis. Ia tidak hanya memegang gelar juara, tetapi juga punya daya tarik besar di pasar global. Dengan rekor sempurna 17-0, skill memukau, dan kemampuan membangun hype, dia siap menaklukkan dunia MMA dan mencoba peruntungannya di ring tinju.
Apakah ia benar-benar bisa membuat Terence Crawford “tertidur” seperti yang diklaimnya? Atau akankah ia lebih dulu mempertahankan gelarnya di UFC melawan petarung seperti Paddy Pimblett atau Tsarukyan?
Satu hal yang pasti, nama Ilia Topuria akan terus menjadi pembicaraan utama di antara penggemar MMA dan tinju. Dunia pertarungan kini punya wajah baru—dan “El Matador” siap menantang siapa saja yang berani melangkah ke arahnya.