Inews Combat Sports – Tahun 2025 menjadi periode penuh gejolak dalam dunia mixed martial arts. Sabuk juara berpindah tangan di hampir semua kelas UFC, menandai berakhirnya era lama dan lahirnya dominasi baru. Di tengah perubahan itu, satu nama berdiri paling menonjol: Islam Makhachev. Saat banyak juara tumbang atau terseok, Makhachev justru tampil stabil, dingin, dan mematikan. Ia tidak sekadar bertahan di puncak, tetapi memperluas wilayah kekuasaannya. Dalam lanskap MMA yang penuh ketidakpastian, Makhachev menjadi simbol konsistensi dan keteguhan. Perjalanannya sepanjang 2025 terasa seperti narasi klasik tentang kerja keras, kesabaran, dan pembuktian diri. Ia bukan hanya pemenang pertandingan, tetapi representasi evolusi petarung modern yang menggabungkan teknik, kecerdasan, dan mental juara.
Rekor Bersejarah di Kelas Ringan
Memulai 2025 sebagai juara kelas ringan sekaligus petarung pound-for-pound nomor satu, Islam Makhachev langsung mencetak sejarah. Pada Januari, ia mempertahankan gelarnya untuk keempat kalinya dengan menundukkan Renato Moicano di UFC 311. Kemenangan ini menjadikannya pemegang rekor terbanyak dalam pertahanan gelar kelas ringan UFC. Meski Moicano masuk sebagai pengganti dadakan, Makhachev tetap tampil dominan tanpa cela. Ia mengontrol tempo, membaca celah, lalu mengakhiri laga dengan penyelesaian klinis. Rekor ini mengangkat namanya dalam perdebatan GOAT kelas ringan. Lebih dari angka, kemenangan itu memperlihatkan kematangan Makhachev sebagai juara sejati yang selalu siap menghadapi siapa pun. Ia tidak memilih lawan, tidak mencari alasan, hanya fokus menyelesaikan tugas di oktagon.
“Baca Juga : Gaethje vs Pimblett: Duel Seru di UFC 324 yang Tak Boleh Dilewatkan“
Menaklukkan Kelas Welter dan Menulis Sejarah
Puncak kisah Makhachev di 2025 terjadi pada November. Di UFC 322, ia naik kelas untuk menantang juara welter Jack Della Maddalena. Banyak yang meragukan langkah ini, mengingat perbedaan fisik dan kekuatan. Namun keraguan itu runtuh dalam lima ronde dominasi. Makhachev mengendalikan jarak, memenangkan pertarungan grappling, dan menunjukkan adaptasi luar biasa. Kemenangan tersebut menjadikannya juara dua divisi ke-11 dalam sejarah UFC. Lebih penting lagi, momen ini menandai keluarnya Makhachev dari bayang-bayang Khabib Nurmagomedov. Ia tidak lagi sekadar penerus, melainkan pencipta warisannya sendiri. Sabuk welter itu menjadi simbol keberanian dan ambisi, bahwa Makhachev siap menantang batas apa pun dalam kariernya.
Kritik, Konteks, dan Jawaban di Oktagon
Seperti semua pencapaian besar, kesuksesan Makhachev tak luput dari kritik. Ada yang menyoroti status lawan, ada pula yang mempertanyakan momentum. Namun konteks tak bisa diabaikan. Ia menghadapi tantangan terbaik yang tersedia saat itu dan menyelesaikannya dengan cara paling meyakinkan. Tidak ada laga kontroversial, tidak ada keputusan tipis. Semua berakhir dengan dominasi satu arah. Justru di situlah nilai Makhachev terlihat. Ia tidak bergantung pada sensasi, melainkan konsistensi. Dalam olahraga yang sering ditentukan momen kecil, Makhachev menghilangkan keraguan dengan performa bersih dan tegas. Oktagon menjadi ruang jawabannya, dan setiap kritik dibungkam oleh fakta di atas kanvas.
“Baca Juga : Merab Dvalishvili mempertahankan gelar juara kelas bantamnya melawan Petr Yan“
Pesaing Hebat dan Ketatnya Persaingan 2025
Tahun 2025 dipenuhi penampilan luar biasa. Valentina Shevchenko menegaskan kembali statusnya sebagai ratu flyweight dengan kemenangan kelas dunia. Petr Yan menulis kisah kebangkitan emosional dengan merebut kembali sabuk bantamweight. Merab Dvalishvili hampir menyapu bersih tahun dengan aktivitas dan intensitas luar biasa. Joshua Van pun mencuri perhatian lewat lonjakan karier yang nyaris sempurna. Namun di antara semua itu, Makhachev memiliki kombinasi yang paling langka: sejarah, gelar, dan dominasi lintas divisi. Ia tidak hanya menang, tetapi mendefinisikan standar tertinggi dalam satu tahun kompetisi paling padat yang pernah ada.
Warisan Islam Makhachev di Ingatan MMA
Ketika 2025 dikenang di masa depan, nama Islam Makhachev akan muncul lebih dulu. Ia adalah potret petarung yang sempurna untuk era modern MMA: teknis, disiplin, rendah hati, dan mematikan. Fighter of the Year bukan sekadar gelar tahunan baginya, melainkan pengakuan atas perjalanan panjang yang kini mencapai puncak. Dari Dagestan ke puncak dunia, Makhachev menulis kisah tentang kesetiaan pada proses dan keberanian melangkah lebih jauh. Tahun ini bukan hanya miliknya, tetapi juga milik sejarah MMA itu sendiri.