
Inews Combat Sport – Petarung asal Australia, Jack Della Maddalena, tidak gentar menghadapi ujian terbesarnya sebagai juara welterweight UFC. Dalam pertahanan gelar perdananya di UFC 322, ia akan berhadapan dengan mantan juara lightweight, Islam Makhachev, yang naik kelas untuk pertama kalinya ke 170 pon. Pertarungan ini bukan sekadar duel antara dua gaya bertarung, tetapi juga pertemuan dua warisan besar: kekuatan baru melawan raja lama. Della Maddalena justru menantikan kritik yang akan muncul setelah laga. “Saya berharap headline setelah pertarungan nanti adalah bahwa saya mengembalikannya ke tempatnya. Bahwa dia hanya petarung lightweight yang tidak cocok di welterweight,” ujarnya penuh keyakinan.
Meski menyadari bahwa Makhachev belum pernah berlaga di kelas welterweight, Della Maddalena tetap menunjukkan rasa hormat terhadap pencapaian lawannya. Ia mengakui, Makhachev telah “membersihkan” divisi lightweight dan pantas mendapat kesempatan untuk naik kelas. “Dia belum melakukan apa pun di welterweight, tapi rekam jejaknya sangat kuat. Dia pantas mendapat peluang besar ini,” katanya. Namun, di balik penghormatan itu, Della Maddalena juga melihat kesempatan untuk menorehkan sejarah baru. Melawan petarung yang tak terkalahkan dalam 15 laga terakhir, baginya, adalah tantangan yang sempurna untuk membuktikan dirinya sebagai juara sejati yang tak gentar menghadapi siapa pun.
“Baca Juga : Jude Bellingham Serukan Persatuan Real Madrid Usai Hasil Imbang di Vallecas“
Bagi Della Maddalena, pertarungan ini bukan hanya soal mempertahankan sabuk juara, tetapi juga membangun legasi. Islam Makhachev dikenal sebagai petarung paling dominan dalam dekade terakhir, bahkan sempat menempati posisi puncak pound-for-pound ranking UFC. “Saya beruntung bisa menghadapi petarung nomor satu dunia di pertahanan gelar pertama saya. Tidak ada yang lebih besar dari ini,” kata Della Maddalena. Ia memahami bahwa mengalahkan Makhachev bukan perkara mudah ini tentang menaklukkan nama besar yang menjadi simbol kekuatan dan disiplin Rusia. Tetapi justru di situlah tantangannya. “Jika saya bisa mengalahkannya, tidak ada lagi yang meragukan bahwa saya pantas berada di puncak,” ujarnya mantap.
Pertarungan ini akan mempertemukan dua gaya bertarung yang kontras: striking tajam Della Maddalena melawan grappling khas Dagestan milik Makhachev. Meski banyak pengamat menilai Della Maddalena hanya unggul di sisi serangan atas, ia menolak label “striker murni”. Petarung berusia 29 tahun itu mengingatkan bahwa ia pernah mengalahkan Gilbert Burns dengan kombinasi striking dan pertahanan grappling yang solid. “Saya bekerja keras setiap hari meningkatkan kemampuan grappling saya. Tidak ada yang berubah, hanya terus berkembang,” katanya. Namun, ia tak menutupi strateginya: menjaga jarak, mengandalkan pukulan presisi, dan menghindari pertarungan di bawah. “Pertarungan ideal bagi saya adalah membuatnya tetap berdiri dan menyelesaikannya dengan tangan saya sendiri,” tegasnya.
Meskipun berstatus juara, Della Maddalena tahu bahwa publik dan analis menempatkannya sebagai underdog. Bagi sebagian besar penggemar UFC, Makhachev dianggap favorit kuat untuk merebut sabuk welterweight. Namun, justru dari situ motivasi besar lahir. “Saya selalu menyukai posisi underdog. Itu membuat saya lebih lapar untuk menang,” ujarnya. Della Maddalena memang telah beberapa kali menghadapi situasi di mana ia diremehkan, dan setiap kali ia berhasil membuktikan sebaliknya. Ia percaya bahwa kepercayaan diri dan ketenangan akan menjadi kunci dalam menghadapi tekanan besar di Madison Square Garden. “Saya tahu saya punya segalanya untuk dibuktikan. Tapi itu yang membuat saya berbahaya,” katanya.
“Baca Juga : Carlo Ancelotti: Liga Champions Kini Kehilangan Daya Tarik dan Jiwa Kompetitifnya“
Laga di Madison Square Garden, New York, akan menjadi panggung bersejarah bagi Jack Della Maddalena. Bukan hanya karena ini pertahanan gelar pertamanya, tetapi karena ia akan menghadapi salah satu petarung paling ditakuti di dunia. “Saya tak bisa meminta lawan yang lebih besar dari Makhachev. Ini kesempatan emas,” ujarnya. Bagi Della Maddalena, kemenangan di UFC 322 bukan hanya tentang sabuk emas, melainkan tentang identitas bahwa ia layak disebut sebagai raja sejati di kelas welterweight. Sementara publik mungkin menaruh lebih banyak harapan pada Makhachev, sang juara dari Australia sudah bersiap untuk membalikkan cerita. “Setelah pertarungan ini,” katanya dengan nada yakin, “orang-orang akan melihat saya dengan cara yang berbeda.”
Lebih dari sekadar kemenangan, Jack Della Maddalena ingin meninggalkan jejak dalam sejarah UFC. Ia tidak sekadar bertarung untuk mempertahankan gelar, tetapi untuk membuktikan bahwa kekuatan baru telah lahir di kelas welterweight. Mengalahkan Makhachev berarti mengalahkan dominasi gaya bertarung Rusia yang telah lama mendominasi. “Saya ingin orang mengatakan, ‘Dia melakukannya. Dia mengalahkan yang terbaik,’” ucapnya. Dengan keyakinan tinggi dan determinasi tanpa batas, Della Maddalena tidak hanya membawa ambisi pribadi, tetapi juga kebanggaan bangsa Australia ke dalam oktagon. Dalam setiap kata dan gerakannya, tersirat satu pesan: dia tidak datang hanya untuk bertahan dia datang untuk menegaskan bahwa inilah eranya.