Jejak Oleksandr Usyk dari Amatir hingga Juara Dunia 2 Divisi Tak Terbantahkan
iNews Combat Sport – Oleksandr Usyk memulai kariernya di dunia tinju sebagai petinju amatir dengan dedikasi yang luar biasa. Ia tampil pertama kali di panggung besar Olimpiade Beijing 2008, meskipun harus mengakui keunggulan Clemente Russo dengan skor 7-4. Namun, kekalahan itu menjadi pemicu bagi Usyk untuk terus mengasah kemampuannya di atas ring. Ia membuktikan potensinya di Kejuaraan Dunia 2011 di Baku, Azerbaijan, dengan mengalahkan Artur Beterbiev dalam duel ketat di perempat final dan terus melaju hingga menjadi juara.
Pada Olimpiade London 2012, Usyk berhasil membalas kekalahannya terhadap Clemente Russo dan meraih medali emas dengan performa gemilang. Kemenangan ini menegaskan kematangannya sebagai petinju kelas dunia. Sepanjang karier amatirnya, Usyk membukukan rekor mengesankan yaitu 335 kemenangan dan hanya 15 kekalahan. Kombinasi antara teknik mumpuni dan ketangguhan mental menjadikannya sosok yang disegani sebelum beralih ke dunia profesional.
Langkah Usyk ke ring profesional langsung mencuri perhatian dunia. Dalam pertarungan kesepuluhnya, ia merebut gelar juara dunia WBO Cruiserweight setelah menaklukkan Krzysztof Glowacki di tanah kelahiran lawannya, Polandia. Dengan kemenangan tersebut, Usyk mulai menapaki jalan menuju unifikasi gelar. Ia kemudian menaklukkan Mairis Briedis dan Murat Gassiev di tanah lawan masing-masing, menobatkan dirinya sebagai juara tak terbantahkan di kelas cruiser pada 2018.
Pada akhir 2018, Usyk mempertahankan gelar tak terbantahkan dengan mengalahkan Tony Bellew dari Inggris melalui kemenangan TKO di ronde kedelapan. Kemenangan ini mengangkat namanya secara global dan menjadikannya salah satu petinju paling ditakuti di kelas menengah ke atas. Pertarungan berikutnya berlangsung di Amerika Serikat, di mana ia menumbangkan Chazz Witherspoon dalam tujuh ronde—membuktikan bahwa dominasinya tak terbatas oleh benua.
Tak puas hanya di kelas cruiser, Usyk naik ke kelas berat dan segera menunjukkan keunggulannya. Ia mengalahkan Derek Chisora untuk merebut gelar WBO Inter-Continental. Performa dominannya terus berlanjut ketika ia menghadapi Anthony Joshua pada September 2021 di Inggris dan keluar sebagai pemenang untuk merebut gelar IBF, IBO, dan WBO. Kemenangan ini kemudian dikukuhkan kembali lewat rematch yang sukses ia menangkan.
Di tahun 2023, Usyk menghadapi Daniel Dubois dan berhasil mengalahkannya dengan KO di ronde kesembilan. Namun, kemenangan terbesarnya terjadi pada Mei 2024 saat ia merebut gelar WBC dengan mengalahkan Tyson Fury dalam laga epik di Riyadh. Dalam laga ulang, Usyk kembali membuktikan superioritasnya dengan kemenangan kedua atas Fury. Tak lama berselang, ia menumbangkan Dubois lagi di Inggris hanya dalam lima ronde, menambah catatan kemenangannya menjadi 24-0 dengan 15 kali menang KO.
Dengan semua gelar utama kelas berat telah ia genggam, pertanyaan besar kini muncul: siapa penantang selanjutnya? Beberapa nama mencuat sebagai kandidat kuat, seperti Juara Sementara WBO Joseph Parker (36-3), Juara Sementara WBC Agit Kabayel (26-0), Fabio Wardley sang Juara Inggris dan Persemakmuran (19-0-1), serta Lawrence Okolie, Juara Silver WBC (21-1). Pilihan siapa pun akan menjadi laga yang penuh antisipasi bagi penggemar tinju dunia.
Pada usia 38 tahun, Oleksandr Usyk tetap tampil sebagai petinju tak terkalahkan yang sukses menguasai dua divisi berbeda. Ia tidak hanya mencetak sejarah, tetapi juga terus memperkuat statusnya sebagai salah satu petinju pound-for-pound terbaik di era modern. Jejak langkahnya dari ring amatir hingga menjadi penguasa dunia kelas berat membuktikan bahwa dedikasi dan strategi bisa mengalahkan segalanya.