
Inews Combat Sport – Joe Rogan Rousey kembali ramai diperbincangkan setelah mantan juara UFC tersebut melontarkan kritik keras terhadap pengetahuan Rogan soal MMA. Dalam sebuah podcast, Ronda Rousey mengatakan bahwa Rogan “bukan seorang ahli, hanya fan dengan audiens besar,” meski Rogan memiliki latar belakang Taekwondo. Kritiknya muncul sebagai respons dari candaan Bert Kreischer, sahabat Rogan, yang mempertanyakan peluangnya mengalahkan Rousey dalam pertarungan. Komentar Rousey tersebut lantas memancing banyak reaksi, terutama karena ia menyentuh reputasi Rogan sebagai komentator yang dikenal luas di dunia MMA. Momen itu memperlihatkan bagaimana ketegangan lama di antara keduanya kembali memanas, membawa publik mengingat kritik Rousey pada masa pensiunnya.
Joe Rogan Rousey menghadirkan sisi yang lebih lembut dari sosok podcaster tersebut. Dalam podcast terbarunya, Rogan menanggapi pernyataan Rousey dengan nada penuh penghargaan. Ia menyebut Rousey sebagai legenda yang membuka jalan bagi petarung wanita di UFC. Menurutnya, keberhasilan Rousey hadir dari mental juara yang membentuk cara pandangnya terhadap siapa pun yang tidak pernah bertarung di Octagon. Rogan memahami maksud Rousey ketika mengatakan dirinya bukan ahli, karena sudut pandang seorang juara cenderung lebih keras. Ia menambahkan bahwa ia tidak tersinggung dan justru mengerti bagaimana tekanan dan perjalanan karier Rousey membentuk reaksinya. Respons Rogan yang tenang membuat publik menilai ia memilih meredakan konflik ketimbang memperpanjang isu.
“Baca Juga : MU Hadapi Krisis Pemain dan Tetap Tenang Menyusun Rencana“
Joe Rogan Rousey perlu dipahami dengan melihat konteks pembicaraan yang memicu komentar tersebut. Kritik Rousey berasal dari candaan Kreischer mengenai peluangnya melawan Rousey, yang kemudian berkembang menjadi pembahasan seputar pengetahuan Rogan tentang dunia pertarungan. Namun, ini bukan pertama kalinya Rousey mengkritik Rogan. Pada masa pensiunnya, ia pernah memasukkan Rogan dalam kelompok media yang dianggap “berbalik menyerangnya” setelah dua kekalahan beruntun di UFC. Rousey merasa bahwa pujian yang dulu ia terima berubah menjadi komentar negatif saat ia berada di titik terendah. Dengan latar belakang emosional itu, tidak heran bila komentar Rousey kali ini terasa lebih tajam. Situasi tersebut menunjukkan bagaimana luka lama masih dapat muncul dalam percakapan ringan sekalipun.
Joe Rogan Rousey juga mengungkapkan apresiasi mendalam Rogan terhadap perjalanan karier Rousey. Ia menyebut bahwa tanpa Rousey, divisi perempuan UFC mungkin belum ada hingga saat ini. Rogan menggambarkan Rousey sebagai sosok yang membuka pintu bagi banyak petarung wanita lain, termasuk generasi baru yang kini semakin dominan dalam olahraga tersebut. Meski Rousey kerap mengkritik media, Rogan tetap memberi penghormatan pada peran pentingnya di dunia MMA. Ia menyebut bahwa ketenaran mendadak yang Rousey alami ditambah tawaran film, publikasi, dan sorotan media mungkin turut mengganggu fokus bertarungnya. Rogan menilai bahwa kombinasi tekanan tersebut membuat Rousey lebih sensitif terhadap komentar apa pun yang datang dari luar.
“Baca Juga : Kevin Diks Cetak Gol Bersejarah, Borussia Monchengladbach Bungkam Koln 3-1“
Joe Rogan Rousey juga kembali pada momen kekalahan Rousey dari Holly Holm yang menjadi titik balik paling keras dalam kariernya. Rogan mengingat bagaimana ia terang-terangan menyarankan Rousey untuk tidak melakukan rematch cepat setelah knockout brutal tersebut. Ia menilai bahwa pukulan keras seperti itu membutuhkan waktu pemulihan panjang secara fisik dan mental. Namun, sikap Rogan dianggap oleh sebagian penggemar sebagai kritik yang menyakitkan bagi Rousey. Rogan menjelaskan bahwa ia memahami mengapa Rousey merasa dikhianati. Baginya, sudut pandang Rousey wajar karena ia memiliki mental juara yang berani dan agresif “pit bull mentality” yang tidak menerima kelemahan dengan mudah.
Joe Rogan Rousey memperlihatkan dinamika rumit antara dua figur besar yang sama-sama memiliki pengaruh besar di dunia MMA. Rousey merasa pernah ditinggalkan oleh media dan komentator saat berada dalam kondisi terburuk, sementara Rogan menganggap kritiknya waktu itu diperlukan untuk melindungi karier Rousey. Perbedaan sudut pandang ini menciptakan jarak emosional yang hingga kini belum sepenuhnya hilang. Namun, Rogan menegaskan bahwa ia tidak menyimpan dendam dan masih menghormati Rousey sebagai pionir olahraga. Dengan sikap terbuka tersebut, ketegangan keduanya justru memperlihatkan betapa manusiawi mereka sebagai bagian dari dunia pertarungan yang keras dan penuh tekanan.
Joe Rogan Rousey mencapai puncaknya ketika Rogan menutup pembahasannya dengan kalimat yang mengejutkan tetapi penuh respek. Ia mengatakan bahwa komentar Rousey tidak mengganggunya sama sekali. Rogan menyebut Rousey sebagai “f*cking pit bull,” sebuah metafora untuk menggambarkan ketangguhan mental dan karakter kompetitifnya. Kalimat tersebut viral karena mencerminkan pemahaman Rogan terhadap pribadi Rousey seorang juara yang sulit menerima kritik dari siapa pun yang tidak pernah masuk ke arena. Dengan nada hangat, Rogan mengakui bahwa dinamika seperti ini sudah menjadi bagian dari dunia MMA. Ia memilih untuk tetap menghargai Rousey, meskipun komentar pedas terus bermunculan.