
Inews Combat Sport – Meski duel utama UFC 321 antara Tom Aspinall dan Ciryl Gane berakhir tanpa pemenang akibat eye poke (colokan mata), petarung Bare Knuckle Fighting Championship (BKFC) dan promotor Dirty Boxing, Mike Perry, justru melihat hasil itu sebagai kemenangan besar bagi Jon Jones.
Dalam pertarungan yang berakhir di ronde pertama itu, Gane secara tidak sengaja mencolok mata Aspinall hingga sang juara tidak bisa melanjutkan laga. Hasilnya, pertandingan dinyatakan no-contest, alias tanpa pemenang. Padahal, laga tersebut merupakan perebutan sabuk kelas berat UFC setelah Jon Jones pensiun dan Aspinall dipromosikan sebagai juara tak terbantahkan.
Bagi Perry, situasi ini justru memperkuat posisi Jones sebagai legenda sejati. “Jon sudah berada di puncak selama dua dekade, dan tidak ada yang bisa mendekati levelnya,” ujarnya kepada MMA Fighting.
Dalam wawancara promosi untuk ajang DBX 4 di Nashville, Perry menegaskan bahwa dominasi Jones di dunia MMA tidak tertandingi. Ia menyebut Jones sebagai fenomena langka yang sulit disamai, bahkan oleh juara baru sekalipun.
“Saya sudah lama di dunia pertarungan. Saya tahu betapa sulitnya tetap di puncak. Tapi Jon melakukannya selama lebih dari 20 tahun. Itu hampir mustahil,” kata Perry. “Dia bukan hanya petarung kuat, tapi juga punya IQ bertarung tinggi. Ia tahu kapan harus menyerang dan kapan harus menahan diri.”
Menurut Perry, perbedaan antara Jones dan petarung lain seperti Aspinall atau Gane sangat jelas. Bahkan dengan hasil imbang di UFC 321, publik masih melihat Jones sebagai tolok ukur tertinggi dalam sejarah divisi kelas berat UFC.
“Baca Juga : Scott McTominay Tegaskan Bahagia di Napoli, Rumor ke Tottenham Redup“
Setelah pertarungan dihentikan, banyak penggemar menilai Tom Aspinall “menyerah terlalu cepat.” Namun, Mike Perry justru membela keputusan sang juara bertahan. Ia menilai, keputusan untuk tidak melanjutkan pertarungan adalah langkah cerdas, bukan pengecut.
“Itu mudah dikatakan dari luar. Tapi bayangkan, kamu hanya bisa melihat dengan satu mata dan lawanmu terus menyerang. Itu bukan situasi sederhana,” kata Perry. Ia menambahkan bahwa Aspinall menyelamatkan kariernya dengan menghindari risiko cedera permanen.
Perry bahkan mengutip contoh Diego Sanchez, yang pernah menghentikan pertarungan karena cedera serupa melawan Michel Pereira. “Kadang kamu harus berpikir rasional, bukan hanya untuk hiburan penonton,” tegasnya.
Menariknya, meski menyayangkan hasil no-contest, Perry tetap memberikan apresiasi untuk Ciryl Gane. Menurutnya, Gane berhasil membuktikan bahwa dirinya masih bisa bersaing dengan petarung terbaik di dunia.
“Gane tampil bagus di ronde pertama. Ia bahkan tampak unggul sebelum insiden itu,” ujar Perry. “Tapi tetap saja, hasil ini tidak mengubah fakta bahwa Jon Jones sudah mengalahkan Gane dengan mudah di masa lalu.”
Dalam konteks ini, Perry menilai bahwa “MMA math” atau logika perbandingan antarhasil pertarungan, memang tidak selalu akurat, namun tetap relevan. “Kalau Gane hampir menang melawan Aspinall, dan Jon mengalahkan Gane tanpa kesulitan, ya kamu tahu siapa yang benar-benar di atas,” katanya sambil tertawa.
“Baca Juga : Arsenal Hadapi Brighton di Carabao Cup: Mikel Arteta Ungkap Kondisi Terkini Para Pemain yang Cedera“
Perry, yang dikenal dengan gaya bicara blak-blakan, tak segan menyanjung Jones setinggi langit. Ia menyebut sang legenda sebagai “petarung paling sempurna” yang pernah ada. “Saya sendiri petarung yang keras, tidak selalu bersih, tapi saya selalu berjuang untuk menang. Tapi Jon itu beda level. Dia sempurna,” ucapnya.
Lebih lanjut, Perry juga menyinggung rencana pertarungan yang sempat diisukan antara Jon Jones dan Alex Pereira. Ia menilai, duel itu masih menjadi “pertarungan yang seharusnya terjadi,” bahkan setelah Jones pensiun. “Jon melihat sesuatu yang orang lain tidak lihat. Dia tahu pertarungan itu akan jadi sejarah,” kata Perry.
Bagi Perry, sosok Jones bukan hanya legenda di oktagon, tapi juga inspirasi dalam hal profesionalisme dan visi jangka panjang dalam dunia bela diri campuran.
Perry juga menyinggung aspek mental dalam dunia pertarungan. Menurutnya, keputusan seperti yang diambil Aspinall butuh keberanian tersendiri. “Dalam kondisi seperti itu, yang kamu pikirkan bukan menang atau kalah, tapi bagaimana keluar dengan selamat,” ujarnya.
Ia juga menyinggung bahwa hasil no-contest ini membuat rematch Aspinall vs. Gane justru lebih menarik di masa depan. “Seperti kata Dana White, ini membuat rematch jadi lebih besar. Kadang, hal buruk bisa membuka peluang yang lebih baik,” katanya.
Bagi Mike Perry, dunia MMA bukan hanya soal kekerasan, tapi juga strategi dan empati. “Fakta bahwa orang masih memperdebatkan hal ini menunjukkan betapa besarnya emosi dalam olahraga ini,” tuturnya. “Dan pada akhirnya, Jon Jones tetap menjadi simbol dari kesempurnaan itu petarung yang tahu kapan bertarung, kapan mundur, dan kapan memenangkan segalanya tanpa harus berada di arena.”