
Inews Combat Sport – Nama Muhammad Mokaev sempat bersinar terang di panggung UFC, terutama setelah mempertahankan rekor tak terkalahkan dan menembus jajaran 10 besar divisi flyweight. Namun, kejayaan itu berubah menjadi drama ketika UFC memutuskan tidak memperpanjang kontraknya.
CEO UFC Dana White menyebut bahwa para matchmaker “tidak terlalu menyukai Mokaev”, bahkan menuding adanya “banyak hal buruk” di balik layar. Keputusan ini sontak mengejutkan banyak pihak, terutama karena Mokaev baru saja mengalahkan Manel Kape salah satu petarung elite di kelasnya. Bagi Mokaev, bukan kontraknya yang menyakitkan, melainkan tuduhan negatif yang merusak reputasinya di mata publik.
Dalam wawancara bersama MMA Fighting, Mokaev mengaku kecewa karena dicitrakan sebagai sosok bermasalah. “Kalau saya benar-benar orang jahat, UFC tidak akan memperpanjang kontrak saya dua kali,” ujarnya tegas.
Ia menambahkan bahwa selama tujuh pertarungan di UFC, tidak pernah ada pelanggaran disiplin atau konflik besar. “Saya bekerja keras, menghormati tim, dan menjalani setiap kontrak dengan profesional. Tapi media membuat seolah saya ini sulit diatur,” katanya.
Sikapnya yang tenang dan terbuka membuat banyak penggemar kini melihat sisi lain dari petarung asal Inggris berdarah Dagestan tersebut. Bagi Mokaev, kejujuran dan nama baik jauh lebih penting daripada sekadar popularitas.
“Baca Juga : Arsenal Hadapi Brighton di Carabao Cup: Mikel Arteta Ungkap Kondisi Terkini Para Pemain yang Cedera“
Usai keluar dari UFC, BRAVE Combat Federation (BRAVE CF) langsung membuka pintu bagi Mokaev. Promotor asal Bahrain itu bahkan memberinya kesempatan untuk bertarung memperebutkan gelar flyweight pada 7 November mendatang.
Menurut pejabat BRAVE, Mokaev dikenal sebagai atlet yang profesional dan berintegritas tinggi alasan utama mereka cepat merekrutnya kembali.
Menariknya, Mokaev juga mengungkap bahwa PFL (Professional Fighters League) sempat menawarinya bertarung melawan Patchy Mix dalam ajang Grand Prix, namun batal karena kendala visa kerja. “Kalau saya memang seburuk yang dikatakan, BRAVE tidak akan menyambut saya kembali,” ujarnya, menepis tudingan miring soal perilakunya.
Meski sudah melangkah maju, Mokaev tak memungkiri bahwa bayang-bayang UFC masih mengikuti perjalanan kariernya. Banyak penggemar masih menandainya di media sosial, berharap suatu hari ia kembali ke Octagon untuk menantang juara bertahan Alexandre Pantoja.
Namun, alih-alih menyimpan dendam, Mokaev justru berterima kasih kepada UFC. “Mereka membantu saya membangun nama dan karier. Saya tidak punya rumah sebelumnya, sekarang saya punya segalanya,” ucapnya penuh rasa syukur.
Ia menegaskan bahwa publik tidak perlu menilai UFC sebagai pihak jahat, melainkan melihat ini sebagai bagian dari perjalanan hidup seorang atlet profesional.
“Baca Juga : Ucapan Lamine Yamal Sebelum El Clasico Jadi Sorotan Usai Kekalahan Barcelona dari Real Madrid“
Menariknya, Mokaev justru merasa keputusan UFC melepasnya membuat namanya semakin besar. “Banyak orang baru tahu saya 7-0 dan diputus kontrak. Itu malah bikin saya makin dikenal,” ujarnya.
Kini, petarung berusia 25 tahun itu menjadi salah satu bintang utama BRAVE dan mengaku sangat bahagia dengan perlakuan organisasi tersebut. Ia bisa berbicara langsung dengan Presiden BRAVE, Mohammed Shahid, bahkan membahas bisnis di luar arena.
“Saya tahu saya adalah flyweight dengan bayaran tertinggi di dunia sekarang. BRAVE menghargai saya bukan hanya sebagai petarung, tapi juga sebagai manusia,” kata Mokaev dengan nada penuh keyakinan.
Meski sudah sukses di BRAVE, Mokaev tidak menutup kemungkinan kembali ke UFC suatu hari nanti. Ia menyebut tidak ingin “membakar jembatan”, dan tetap menghormati semua pihak di organisasi lamanya.
“Kalau saya kembali, semua mata akan tertuju pada divisi flyweight. Bayangkan, BRAVE champion versus UFC champion itu akan jadi pertarungan besar,” ujarnya.
Bagi Mokaev, perjalanan ini bukan tentang dendam atau balas budi, tetapi tentang melanjutkan mimpi yang belum selesai. Ia percaya, selama terus menjaga profesionalitas dan kejujuran, kebenaran akan berbicara dengan sendirinya.