Nate Diaz Tolak Duel Khabib Nurmagomedov: “Persetan dengan mu!”
iNews Combat Sports – Dunia MMA kembali digemparkan oleh pernyataan blak-blakan dari Nate Diaz, petarung flamboyan asal Stockton, California. Dalam siaran langsung yang penuh kejutan bersama kreator konten Sneako, Diaz mengungkapkan bahwa ia pernah menolak pertarungan melawan Khabib Nurmagomedov—sang legenda UFC yang pensiun tanpa terkalahkan. Namun, yang membuat kabar ini makin panas adalah gaya bicara Diaz yang, seperti biasa, tanpa sensor.
“Persetan dengan kamu!” kata Diaz ketika mengingat momen di mana UFC menawarinya pertarungan dengan Khabib yang kala itu baru saja menapaki debut. Bagi Diaz, tawaran itu tak masuk akal. Ia merasa sudah berada di level atas, dan mempertaruhkan reputasinya melawan petarung baru seperti Khabib dianggap merugikan.
Untuk memahami keputusan Diaz, mari kita kembali ke tahun 2012. Saat itu, Nate Diaz baru saja selesai bertarung sengit lima ronde melawan Benson Henderson dalam laga perebutan gelar kelas ringan UFC. Meskipun kalah, posisinya di UFC tetap diperhitungkan. Ia adalah nama besar, seorang veteran yang sudah malang melintang selama lebih dari lima tahun di pentas utama MMA.
Sementara itu, Khabib Nurmagomedov baru memulai kariernya di UFC pada Januari tahun yang sama. Ia memang telah mencatat dua kemenangan impresif, tetapi belum punya nama besar. Maka, ketika UFC menawarkan Diaz untuk bertarung melawan Khabib, reaksi keras pun keluar.
Diaz menjelaskan, “Saya bahkan tidak tahu siapa dia. Saya baru saja melawan sang juara. Kenapa saya harus melawan seseorang yang belum dikenal?” Dalam dunia pertarungan, posisi dan reputasi sangat berpengaruh, dan Diaz menilai pertarungan melawan Khabib kala itu tidak sepadan.
Penolakan Diaz terhadap pertarungan tersebut bukan tanpa alasan. Menurutnya, melawan petarung baru justru bisa merusak reputasi. Jika menang, itu dianggap biasa saja karena lawannya belum punya nama. Tetapi jika kalah? Reputasinya bisa hancur. Maka dari itu, ia lebih memilih bertarung melawan nama-nama besar yang sudah terbukti.
“Saya minta lawan dari lima besar. Bukan petarung yang masih belajar jalan di UFC,” kata Diaz dengan gaya khasnya. Dalam hal ini, keputusan Diaz bisa dianggap sebagai bagian dari strategi karier, bukan sekadar kesombongan.
Namun demikian, tak sedikit yang menyebut Diaz terlalu egois. Banyak penggemar yang penasaran bagaimana jadinya jika ia menerima tantangan Khabib di masa awal. Mungkinkah dia jadi satu-satunya yang mengalahkan sang ‘Eagle’? Atau justru Khabib yang mulai membangun legenda dari kemenangan atas Nate?
Jika pertarungan antara Khabib dan Nate Diaz jadi digelar, bisa jadi itu akan menjadi rivalitas ikonik lainnya di UFC. Sayangnya, duel tersebut hanya tinggal angan. Sebagai gantinya, Khabib terus naik daun dan mengukir sejarah tanpa pernah mengalami kekalahan. Sedangkan Diaz menjalani serangkaian pertarungan naik-turun sebelum akhirnya terlibat dalam salah satu rivalitas paling bersejarah melawan Conor McGregor.
Ironisnya, Conor yang menjadi rival Diaz justru berhasil dihadapkan pada Khabib di kemudian hari. Pertarungan mereka di UFC 229 pada 2018 menjadi laga paling kontroversial dan penuh drama, yang hingga kini dikenang sebagai momen puncak dalam sejarah UFC.
Di sisi lain, Diaz tetap berada di jalurnya sendiri. Meski kalah-menang terus bergantian, pesonanya tak pernah padam. Ia tetap menjadi simbol perlawanan, petarung jalanan yang selalu berbicara apa adanya dan tak pernah takut menyuarakan isi hatinya.
Setelah penolakan pertarungan itu, Khabib menjalani karier sempurna. Ia meraih kemenangan demi kemenangan, termasuk melawan nama-nama besar seperti Rafael dos Anjos, Edson Barboza, dan tentunya, McGregor. Ia akhirnya merebut sabuk juara di UFC 223 dan mempertahankannya dengan sempurna hingga memutuskan pensiun pada tahun 2020 dengan rekor luar biasa 29-0.
Sementara itu, Nate Diaz memilih jalur berbeda. Ia terus tampil sporadis di octagon, menantang siapa saja yang berani melawan. Meskipun tak selalu menang, ia berhasil mengalahkan nama-nama besar seperti Anthony Pettis dan Tony Ferguson. Kariernya tidak semulus Khabib, tetapi ia tetap dicintai oleh para penggemar karena gayanya yang tak pernah berubah: keras kepala, blak-blakan, dan penuh semangat juang.
Kini, setelah beberapa waktu menghilang dari panggung UFC, Nate Diaz menyatakan keinginannya untuk kembali bertarung. Dalam pernyataannya bulan Maret lalu, ia menyebut bahwa ia siap memperebutkan sabuk untuk terakhir kalinya sebelum pensiun.
Salah satu kemungkinan yang paling dinanti adalah pertarungan trilogi dengan Conor McGregor. Keduanya saat ini menyimpan skor 1-1, dan para penggemar sudah sejak lama menunggu duel penentu antara dua ikon UFC ini. Bahkan beredar kabar bahwa pertarungan klasik tersebut bisa digelar di ajang megah “UFC White House” tahun depan.
Jika itu terjadi, maka Nate Diaz akan kembali menjadi sorotan utama dunia. Apakah dia akan menutup kariernya dengan kejayaan, atau justru memberi ruang bagi McGregor untuk mengakhiri rivalitas dengan kepala tegak?