Inews Combat Sport – UFC White House bukan sekadar ajang pertarungan biasa. Acara yang direncanakan berlangsung Juni mendatang ini digadang-gadang menjadi salah satu event paling ikonik dalam sejarah MMA. Dana White memahami betul nilai simbolik menggelar laga UFC di halaman Gedung Putih. Karena itu, ia tidak ingin momentum ini setengah-setengah. Sejak awal, White menekankan bahwa UFC White House harus terasa eksklusif dan berkelas. Di sinilah keputusan besar diambil. Alih-alih disiarkan penuh di televisi nasional, UFC memilih jalur streaming. Langkah ini menandai perubahan penting dalam cara penggemar menikmati olahraga tarung. Selain itu, keputusan tersebut juga mencerminkan pergeseran industri hiburan global yang semakin berfokus pada platform digital.
Paramount+ Jadi Rumah Utama UFC Mulai 2026
Mulai Januari, UFC resmi berpindah dari ESPN ke Paramount. Sebagian besar event akan tayang di Paramount+, termasuk UFC White House. Dana White menegaskan bahwa laga utama tidak akan disiarkan di CBS. Menurutnya, akses penuh hanya tersedia bagi pelanggan streaming. Meski demikian, peluang menayangkan laga pendahuluan di CBS tetap terbuka. Dengan cara ini, UFC tetap menjangkau audiens televisi, sekaligus mendorong transisi ke digital. Perubahan ini memang membutuhkan penyesuaian bagi penggemar lama. Namun, secara konsep, model ini dinilai lebih adil. Penggemar tidak lagi dibebani biaya pay-per-view yang mahal. Semua konten UFC kini terintegrasi dalam satu paket langganan.
“Baca Juga : Jake Paul Tantang Anthony Joshua, Sesumbar Bisa KO Sebelum Ronde Ketujuh“
Akhir Pay-Per-View dan Awal Akses Lebih Terbuka
Bagi banyak penggemar, keputusan UFC meninggalkan model pay-per-view terasa mengejutkan. Namun, Dana White melihatnya sebagai evolusi yang tak terelakkan. Selama bertahun-tahun, PPV menjadi sumber pemasukan utama. Akan tetapi, harga tinggi kerap menjadi penghalang bagi penonton setia. Dengan Paramount+, UFC menawarkan akses penuh tanpa biaya tambahan per event. Model ini memberi rasa keadilan bagi penggemar fanatik. Selain itu, strategi ini mendorong keterlibatan penonton yang lebih konsisten. Setiap event terasa mudah dijangkau. Dalam jangka panjang, pendekatan ini diyakini memperkuat loyalitas penggemar sekaligus memperluas pasar global UFC.
Spekulasi CBS dan Perbedaan Pandangan Internal
Meski TKO Group Holdings sempat menyebut kemungkinan pembagian tayangan 50:50 antara CBS dan streaming, Dana White bersikap lebih realistis. Ia menilai masih terlalu dini untuk menentukan proporsi pasti. Menurut White, fokus utama saat ini adalah membangun fondasi kuat di Paramount+. CBS tetap menjadi bagian dari strategi, namun bukan prioritas utama. Perbedaan pandangan ini mencerminkan dinamika internal dalam mengelola transisi besar. Di sisi lain, fleksibilitas justru memberi ruang eksplorasi. UFC dapat menyesuaikan format siaran berdasarkan respons pasar. Dengan pendekatan adaptif, organisasi ini berharap menemukan keseimbangan terbaik antara jangkauan luas dan eksklusivitas.
“Baca Juga : UFC 323 dan Kebangkitan Petr Yan: Drama Besar dalam Panggung Bantamweight Dunia“
Janji Kartu Pertarungan Spektakuler di Gedung Putih
Isu jumlah laga juara di UFC White House juga menjadi sorotan. Presiden Donald Trump bahkan menyebut potensi delapan hingga sembilan perebutan gelar. Namun, Dana White memilih berhati-hati. Ia menolak membuat janji spesifik soal susunan laga. Meski begitu, satu hal ia pastikan: kartu pertarungan akan “gila” dan layak dikenang. White ingin memastikan kualitas lebih diutamakan daripada kuantitas. Pendekatan ini sejalan dengan reputasinya sebagai promotor yang mengutamakan nilai hiburan. Dengan latar Gedung Putih, setiap detail harus sempurna. UFC White House bukan hanya soal pertarungan, tetapi juga soal pesan dan simbol global.
Tantangan Logistik di Lokasi Paling Ikonik Dunia
Menggelar event UFC di South Lawn Gedung Putih bukan perkara mudah. Dana White mengakui tantangan logistiknya setara, bahkan melampaui, event UFC di Sphere Las Vegas. Area yang miring, keamanan tingkat tinggi, serta kehadiran pejabat negara membuat persiapan semakin kompleks. White dan timnya harus memikirkan segalanya, dari struktur panggung hingga akses penonton. Permintaan tiket pun membludak. Situasi ini menunjukkan betapa besarnya daya tarik UFC White House. Meski penuh tantangan, White melihatnya sebagai peluang emas. Jika berhasil, event ini akan menjadi standar baru dalam penyelenggaraan olahraga hiburan kelas dunia.