
Inews Combat Sports – Sabtu malam di Ufc Las Vegas menjadi panggung penting bagi dua nama besar di divisi welterweight Gabriel Bonfim dan Randy Brown. Di saat UFC perlahan menutup era ESPN, UFC Vegas 111 hadir tanpa banyak gembar-gembor, namun dengan cerita yang tak kalah menarik. Bonfim awalnya dijadwalkan bertarung di Rio, namun nasib membawanya ke APEX, tempat di mana nasib dan reputasi sering berubah dalam semalam. Randy Brown, yang telah lama berkelana di oktagon tanpa benar-benar menembus 10 besar, kini punya kesempatan membuktikan dirinya. Pertarungan ini bukan sekadar duel teknik, tapi juga ujian karakter dan ambisi.
Tak lama berselang, Gabriel Bonfim masih menjadi “anak emas” dengan rekor sempurna 15-0. Namun, kemenangan tipis atas Stephen “Wonderboy” Thompson mengubah segalanya. Banyak yang menilai Bonfim tak sepantasnya menang malam itu, dan kritik pun datang bertubi-tubi. Kini, ia datang ke Vegas dengan satu misi: membungkam keraguan. Bonfim dikenal dengan kemampuan grappling tingkat tinggi, gerakannya lincah, dan ketenangan yang membuatnya berbahaya di setiap momen. Tapi di lima ronde, daya tahan dan strategi mental akan lebih diuji daripada sekadar teknik. Sabtu ini, ia tidak hanya bertarung melawan Brown ia bertarung melawan citra dirinya sendiri.
“Baca Juga : Joe Cole: Hanya Satu Hal yang Bisa Gagalkan Arsenal Juara Liga Inggris 2025/2026“
Randy Brown telah 20 kali melangkah ke oktagon UFC, dan setiap kali, ia menunjukkan ketangguhan yang tak tergoyahkan. Kini di usia 35 tahun, Brown mungkin bukan wajah muda yang diidolakan banyak orang, tetapi semangatnya tak pernah pudar. Dengan kombinasi kecepatan dan panjang jangkauan yang sulit diatasi, ia masih menjadi ancaman bagi siapa pun di divisi welterweight. Masalahnya, Brown sering kali berada di ambang ketenaran tanpa benar-benar menembusnya. Pertarungan melawan Bonfim mungkin menjadi kesempatan terakhirnya untuk membuktikan bahwa ia masih pantas diperhitungkan. Jika ada waktu untuk bersinar, maka malam ini adalah saatnya.
Pertarungan ini ibarat catur berdarah. Bonfim akan mengandalkan grappling yang bisa mengunci lawan dalam tekanan konstan. Namun, Brown punya kartu as dalam striking dan kemampuan menjaga jarak. Jika Brown bisa bertahan di dua ronde pertama dan menghindari jebakan submission, peluangnya akan terbuka lebar di akhir laga. Sebaliknya, Bonfim harus memastikan stamina dan kontrolnya tetap utuh, karena satu kelengahan bisa menjadi bencana. Keduanya memiliki kekuatan, tapi siapa yang mampu membaca tempo pertarungan akan menjadi faktor penentu. UFC Vegas 111 bukan hanya soal siapa yang lebih kuat, tapi siapa yang lebih cerdas di tengah badai.
“Baca Juga : Sir Alex Ferguson dan Kisah Gagal Membujuk Joe Cole ke Manchester United“
Di co-main event, Joseph Morales membawa semangat baru setelah menjuarai The Ultimate Fighter 33. Ia akan menghadapi Matt Schnell, veteran yang selalu menemukan cara untuk bertahan di setiap ujian. Namun, kali ini, keunggulan fisik dan momentum jelas ada di pihak Morales. Sementara itu, Schnell mungkin memasuki malam ini dengan tekad terakhir sebelum menutup karier panjangnya di UFC. Jika ada kata “penebusan,” maka duel ini adalah maknanya. Morales punya peluang besar untuk menegaskan bahwa tempatnya kini bukan hanya sebagai pendatang baru tapi sebagai masa depan divisi.
Tak kalah menarik, laga antara Muslim Salikhov dan Uros Medic menjanjikan duel pukulan keras tanpa kompromi. Medic terkenal dengan gaya brutalnya, tetapi sering kali terlalu percaya diri dalam bertahan. Salikhov, sang “Raja Kung Fu,” mungkin hanya butuh satu momen untuk mengakhiri semuanya. Di bawahnya, pertarungan antara Ismael Bonfim dan Chris Padilla menjadi ajang penebusan lain setelah Bonfim gagal di timbangan. Sementara itu, duel pembuka antara Christian Leroy Duncan dan Marco Tulio menjanjikan aksi cepat dan penuh kejutan. Malam ini, setiap pertarungan punya cerita, dan setiap petarung membawa harapan entah untuk naik peringkat, bertahan, atau sekadar meninggalkan jejak.
Melihat gaya dan kondisi terakhir keduanya, Randy Brown tampak lebih siap menghadapi jarak lima ronde. Pengalaman panjang dan kemampuan adaptasinya menjadi modal penting. Bonfim memang memiliki teknik grappling kelas dunia, tetapi stamina dan tekanan psikologis bisa menjadi kelemahannya. Jika Brown mampu menahan dua ronde awal, ia bisa mengambil alih di ronde ketiga hingga kelima. Banyak yang memprediksi Bonfim akan menang lewat keputusan juri, namun kali ini, hati dan logika condong pada “Rudeboy.” Dengan ketenangan dan naluri veteran, Randy Brown bisa saja menjadi nama yang mencuri sorotan di Vegas malam ini.