
Inews Combats Sport – Suasana UFC 322 weigh-in di New York berlangsung penuh tensi saat seluruh 28 petarung naik ke panggung penimbangan. Sorak-sorai penonton bercampur tegang ketika kamera menyorot duel besar yang akan digelar Sabtu malam. Jack Della Maddalena dan Islam Makhachev menjadi magnet utama setelah keduanya menatap dingin dari jarak beberapa langkah. Momen ini menandai titik tak terbalik bagi para petarung, karena berat badan yang sesuai menjadi syarat mutlak sebelum memasuki oktagon. Setiap sorakan penonton terasa seperti energi yang menegaskan besarnya antusiasme untuk UFC 322, sebuah ajang yang sejak awal menyedot perhatian dunia MMA.
Dalam sesi UFC 322 weigh-in, Jack Della Maddalena menunjukkan kesiapan penuh untuk mempertahankan gelar welterweight. Dengan berat badan tepat dalam batas 170 pon, Della tampil percaya diri menghadapi tantangan terbesarnya sejauh ini. Gelar yang ia rebut pada Mei lalu lewat kemenangan dramatis atas Belal Muhammad kini berada di ujung tanduk. Ia menyadari bahwa lawannya bukan hanya petarung kuat, tapi juara yang pindah divisi dengan reputasi tak terbantahkan. Meski begitu, tatapan Della menunjukkan keyakinan bahwa ia siap menulis babak baru dalam kariernya. Penonton pun merasakan aura bahwa duel ini bukan hanya pertarungan, tetapi ujian mental dan harga diri.
“Baca Juga : Jalan Terjal Timnas U-22 Menuju SEA Games 2025: Fokus, Data, dan Mimpi Besar“
Islam Makhachev tiba di UFC 322 weigh-in membawa ambisi besar. Setelah empat kali mempertahankan gelar lightweight, ia melepaskannya demi naik kelas dan mengejar kejayaan baru di divisi welterweight. Keputusannya dipandang berani, bahkan nekat, mengingat transisi antar divisi sering kali menguji fisik dan strategi seorang petarung. Namun Makhachev, dengan catatan 15 kemenangan beruntun, membawa aura juara yang tidak bisa diabaikan. Ia tampak santai di atas timbangan, menggambarkan kesiapan mental yang matang. Pertanyaannya kini, apakah dominasinya di lightweight akan berlanjut di divisi yang dihuni para petarung besar dan kuat seperti Della Maddalena.
Tidak kalah menarik, sesi UFC 322 weigh-in menyuguhkan penantian emosional untuk partai co-main event. Valentina Shevchenko, sang ratu flyweight, berhadapan dengan Zhang Weili yang kini memburu gelar di divisi keduanya. Momen keduanya naik ke timbangan membuat arena bergemuruh, seakan penonton tahu bahwa ini bukan duel biasa. Shevchenko datang dengan reputasi delapan kali mempertahankan gelar, sedangkan Weili hadir sebagai mantan juara strawweight yang ingin mencatat sejarah baru. Keduanya menunjukkan hormat, tetapi tatapan tegas mereka membuat suasana menjadi intens. Pertarungan ini digadang sebagai salah satu superfight wanita terbaik tahun ini.
“Baca Juga : MU Hadapi Krisis Pemain dan Tetap Tenang Menyusun Rencana“
Dalam UFC 322 weigh-in, Weili menghadirkan cerita ambisi yang kuat. Setelah sukses mempertahankan gelar strawweight, Weili memilih tantangan baru dengan naik ke divisi flyweight. Tujuannya jelas: menjadi petarung wanita kedua setelah Amanda Nunes yang berhasil menjadi juara di dua divisi berbeda. Keputusannya diiringi keberanian besar, karena flyweight dikenal sebagai divisi yang cepat dan teknikal. Weili tampil fokus di atas timbangan, memancarkan keyakinan bahwa ia tidak datang hanya untuk bertanding, tetapi untuk membuat sejarah. Publik pun menanti bagaimana Weili akan mengubah tantangan ini menjadi peluang besar di dalam oktagon.
Valentina Shevchenko memasuki UFC 322 weigh-in dengan aura juara yang tetap kuat. Meski banyak yang menilai Weili datang membawa ancaman baru, Shevchenko menunjukkan ketenangan khas seorang petarung yang sudah kenyang pengalaman. Kini memasuki masa kejayaannya yang kedua sebagai juara flyweight, ia memburu pertahanan gelar ke-9 dalam kariernya. Selama sesi penimbangan, Shevchenko tampak tajam dan fokus, seakan tidak ingin membiarkan apa pun mengganggu rutinitasnya. Sorak penonton yang memanggil namanya menjadi bukti bahwa ia tetap menjadi favorit kuat dalam duel besar ini, sekaligus simbol konsistensi di divisi flyweight.