Wilfred Benitez, Juara Dunia Termuda Penakluk Roberto Duran yang Dilupakan
iNews Combat Sports – Wilfred Benitez merupakan petinju asal Puerto Rico yang pernah mencapai puncak kejayaan di usia sangat muda. Ia berhasil mengalahkan Antonio Cervantes pada tahun 1976 dan menjadi juara dunia tinju termuda dalam sejarah pada usia 17 tahun, lima bulan, dan 23 hari. Keberhasilannya ini membuatnya disegani sekaligus dianggap sebagai fenomena dalam dunia tinju internasional.
Benitez berkarier pada masa yang disebut sebagai era emas tinju kelas bawah, dari akhir 1970-an hingga pertengahan 1980-an. Saat itu, dunia tinju dikuasai oleh empat raja besar: Sugar Ray Leonard, Marvin Hagler, Roberto Duran, dan Thomas Hearns. Walaupun Benitez mampu mengalahkan Duran dan memberi perlawanan ketat pada Leonard serta Hearns, namanya jarang disebut dalam jajaran elit utama.
Baca Juga : Penyebab Mesin Mobil Pincang yang Perlu Diwaspadai Pengemudi
Pada 1979, Benitez kembali mencatatkan sejarah dengan meraih gelar dunia kelas welter WBC setelah mengalahkan Carlos Palomino. Ia menjadi juara dunia dua kelas di usia 20 tahun. Pertarungan melawan Leonard kemudian menjadi titik penting, meskipun ia harus menerima kekalahan pada ronde ke-15 setelah perlawanan sengit yang berlangsung hampir seimbang.
Pencapaian yang paling membekas dalam karier Benitez adalah ketika ia berhasil menaklukkan Roberto Duran. Dalam pertarungan ini, Benitez menunjukkan pertahanan kokoh, pukulan cepat, dan teknik kaki yang mengesankan. Penampilannya tersebut membuktikan bahwa ia memiliki kualitas sejajar dengan petinju legendaris lainnya.
Sayangnya, setelah kemenangan besar melawan Duran, Benitez kembali pada kebiasaan lamanya. Persiapan yang singkat hanya tiga minggu membuatnya kalah angka mayoritas dari Thomas Hearns. Kurangnya disiplin dalam latihan mulai merusak kariernya, dan pada usia 25 tahun, tanda-tanda kemunduran sudah terlihat jelas.
Kehidupan Benitez semakin berat ketika gejala neurologis mulai mengganggu kesehatannya. Komisi Tinju Puerto Rico mencabut lisensinya pada 1986 karena penurunan kondisi otak. Tiga tahun kemudian, dokter memastikan ia mengidap ensefalopati traumatis kronis (CTE), penyakit otak degeneratif akibat trauma kepala berulang. Meski sempat kembali ke ring pada 1990, kariernya berakhir tragis dengan kondisi kesehatan yang memburuk.
Meskipun pencapaiannya luar biasa, nama Wilfred Benitez sering kali luput dari ingatan publik. Ia disebut-sebut layak menjadi “raja kelima” di era emas tinju, namun ketidakmampuannya menjaga konsistensi membuatnya tersisih dari sorotan utama. Kisah hidupnya menjadi pengingat bahwa bakat besar tanpa disiplin bisa cepat pudar, meski sempat bersinar terang.