iNews Combat Sports – Pertarungan antara Manny Pacquiao dan Conor McGregor sudah lama menjadi perbincangan. Kedua petarung berasal dari dua dunia berbeda. Pacquiao, legenda tinju dunia dari Filipina. McGregor, ikon seni bela diri campuran asal Irlandia. Keduanya sama-sama dikenal karena gaya bertarung yang agresif dan karisma luar biasa. Namun keinginan Pacquiao untuk menghadapi McGregor bukan hanya soal adu kekuatan. Ada alasan-alasan yang lebih dalam dan kompleks di baliknya. Pacquiao bukan sekadar ingin menang. Ia ingin mengirim pesan. Pertarungan ini bukan hanya tentang olahraga. Tapi juga tentang kebanggaan, reputasi, dan misi pribadi.
Pacquiao selalu dikenal sebagai sosok yang membela negaranya di panggung dunia. Bagi dirinya, setiap pertarungan selalu membawa nama bangsa. Melawan McGregor berarti mengangkat harga diri Asia di arena tinju internasional. McGregor selama ini dikenal sebagai petarung penuh percaya diri. Bahkan terkadang ucapannya dianggap merendahkan lawan-lawannya. Pacquiao merasa pertarungan melawan McGregor akan menjadi simbol perlawanan Asia terhadap dominasi Barat. Meski sudah lama tak aktif secara penuh di ring, Pacquiao tetap merasa punya tanggung jawab moral. Ia ingin membuktikan bahwa Asia bisa bersaing secara terhormat. Bahkan dengan lawan sekaliber McGregor.
“Baca Juga : Paul Scholes vs Man City: Apa yang Sebenarnya Terjadi?”
Wacana pertarungan Manny Pacquiao vs McGregor sebenarnya bukan hal baru. Wacana ini sempat mencuat pada 2020. Namun tertunda karena berbagai alasan, termasuk pandemi. Kini, dengan jadwal yang lebih fleksibel, keduanya punya kesempatan untuk mewujudkannya. Pacquiao menganggap pertarungan itu sebagai sesuatu yang belum selesai. Ia menyebut bahwa publik pantas melihat keduanya bertarung secara nyata. Tak sekadar wacana atau debat di media sosial. McGregor pun menunjukkan ketertarikan serupa. Keduanya sudah sama-sama aktif membahas duel ini di berbagai wawancara. Situasi ini membuat publik makin antusias menantikan realisasi pertarungan tersebut.
Meski sudah tak muda lagi, Pacquiao masih memiliki daya juang tinggi. Ia ingin membuktikan bahwa usia bukan penghalang. Bahkan di usia 40-an, ia masih bisa menghadapi petarung muda seperti McGregor. Banyak yang meragukan kemampuannya. Namun Pacquiao percaya pengalaman dan disiplin tetap bisa jadi senjata utama. McGregor dikenal kuat dan cepat. Namun ia juga dikenal lebih mengandalkan kekuatan dibanding teknik bertahan. Pacquiao percaya dirinya masih unggul dalam hal teknik dan strategi. Pertarungan ini bisa menjadi ajang pembuktian. Bahwa umur bukan penentu akhir kemampuan seorang petinju.
“Simak juga: Aditya Ginting Berhasil Pertahankan Gelar di One Pride MMA 86”
Selain soal reputasi dan olahraga, Pacquiao juga punya alasan lain. Ia berencana menyumbangkan sebagian besar pendapatannya dari pertarungan untuk kegiatan sosial. Dikenal sebagai filantropis, Pacquiao sering membangun rumah dan fasilitas umum di Filipina. Pertarungan melawan McGregor berpotensi menghasilkan uang dalam jumlah besar. Dengan dana tersebut, ia bisa mewujudkan lebih banyak program kemanusiaan. Di sisi lain, Pacquiao juga sadar bahwa pertandingan ini akan menarik minat sponsor. Banyak brand global yang tertarik mendukung pertarungan dua superstar ini. Pendanaan yang besar membuka jalan untuk berbagai proyek amal yang sedang ia rancang.
Pacquiao tahu betul bahwa pertarungan ini bisa menambah ketenarannya secara global. Walau sudah melegenda, ia tetap ingin memperkuat warisannya. Melawan McGregor bisa menjadi laga ikonik yang terus dikenang. Ia tak hanya ingin dikenang sebagai juara dunia. Tapi juga sebagai petarung yang berani keluar dari zona nyaman. Pertarungan dengan McGregor sangat mungkin dipromosikan besar-besaran. Tak hanya di Amerika Serikat, tapi juga di Asia dan Eropa. Promotor seperti Dana White pun diprediksi akan tertarik menggarapnya. Maka dari itu, Pacquiao melihat ini sebagai kesempatan emas. Bukan hanya untuk dirinya. Tapi untuk nama tinju Asia secara keseluruhan.