iNews Combat Sports – Khamzat Chimaev, salah satu petarung paling dominan di UFC saat ini, kembali mencetak kemenangan luar biasa dalam ajang UFC 308 yang digelar di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, pada Minggu (27/10) dini hari WIB. Menghadapi mantan juara kelas menengah Robert Whittaker, Chimaev memamerkan keterampilan grappling-nya yang mematikan dengan kemenangan di ronde pertama melalui jurus kuncian face crank, yang hampir membuat rahang Whittaker patah.
Pertarungan melawan Whittaker menjadi momen comeback bagi Chimaev setelah lebih dari setahun absen akibat masalah kesehatan. Sebelumnya, Chimaev terakhir bertarung pada tahun 2023, saat ia juga mencetak kemenangan dominan.
Meski lama absen, Chimaev membuktikan dirinya tetap berada di puncak permainan. Dengan kemenangan ini, ia memperpanjang rekornya menjadi sempurna 14-0, di mana separuhnya diraih melalui teknik kuncian yang mematikan.
Pertarungan dimulai dengan intensitas tinggi, tetapi tidak berlangsung lama. Chimaev langsung mengambil inisiatif untuk menjatuhkan Whittaker ke kanvas dengan grappling yang kuat. Dalam hitungan detik, Chimaev berhasil menempatkan Whittaker dalam posisi face crank.
Face crank adalah teknik kuncian yang mirip dengan rear naked choke, tetapi dengan posisi yang lebih menekan wajah dan rahang lawan. Teknik ini menyebabkan rasa sakit luar biasa, membuat lawan kesulitan bernapas, sekaligus memberikan tekanan besar pada rahang.
Hanya dalam beberapa detik, Whittaker terpaksa melakukan tap out, menyerah pada rasa sakit yang tak tertahankan. Dilaporkan, tekanan dari kuncian tersebut menyebabkan keretakan pada rahang Whittaker, memperlihatkan betapa brutalnya jurus ini.
Teknik face crank yang digunakan Chimaev menunjukkan keahliannya dalam grappling dan kekuatan fisiknya yang luar biasa. Dibandingkan dengan kuncian biasa, face crank bukan hanya membuat lawan menyerah karena kekurangan oksigen, tetapi juga memberikan rasa panik dan trauma fisik.
Teknik ini tidak asing bagi Chimaev. Sebelumnya, ia juga menggunakan teknik kuncian lain, seperti brabo choke yang sukses membuat lawan seperti Kevin Holland menyerah. Dengan setengah dari kemenangannya diraih melalui kuncian, Chimaev kini dikenal sebagai spesialis grappling yang paling ditakuti di dunia MMA.
Setelah pertandingan, Chimaev memberikan pernyataan sederhana namun penuh makna.
“Saya tidak pernah berniat mencederai lawan, tetapi inilah pekerjaan saya. Membuat lawan kesakitan adalah bagian dari permainan ini,” ujar Chimaev dengan nada serius.
Komentar ini menunjukkan profesionalisme dan determinasi Chimaev untuk tetap berada di puncak dunia MMA.
Kemenangan ini membuat Chimaev semakin dekat dengan kesempatan perebutan gelar juara kelas menengah UFC. Banyak pengamat memperkirakan bahwa ia akan menjadi tantangan terbesar bagi para juara seperti Israel Adesanya atau Alex Pereira di divisi ini.
UFC 308 bukan hanya menjadi panggung bagi kemenangan Chimaev, tetapi juga mempertegas statusnya sebagai salah satu petarung MMA terbaik dunia.
Dengan kombinasi keterampilan striking dan grappling yang luar biasa, serta mentalitas pemenang, Khamzat Chimaev terus memukau dunia MMA. Para penggemar kini menantikan siapa lawan berikutnya yang berani menghadapi dominasi Chimaev di Octagon.