News Combat Sports – Kekalahan Saul “Canelo” Alvarez dari Terence Crawford menjadi sorotan dunia tinju. Banyak pihak menilai bahwa tidak tampil maksimal dalam pertarungan tersebut. Salah satu yang memberikan komentar pedas adalah mantan juara dunia, Hashim Rahman. Ia menyindir mental bertarung Canelo yang dianggap melemah saat menghadapi lawan sekelas Crawford.
Hashim Rahman Menyoroti Kelemahan Canelo
Rahman tidak ragu mengkritik performa di atas ring. Menurutnya, kehilangan dominasi yang biasa ia tunjukkan. Keputusan-keputusan yang diambil sepanjang pertarungan menunjukkan kurangnya kepercayaan diri. Ia menilai bahwa Canelo seharusnya lebih agresif dan tidak bermain terlalu bertahan.
“Baca Juga : Teofimo Lopez Tak Tahan Emosi, Arnold Barboza Jr Jadi Korban Kemarahan”
Terence Crawford Menguasai Pertandingan
Sejak ronde pertama, Crawford tampil dominan dengan strategi yang matang. Pukulan cepat dan akurasi tinggi membuat Canelo kesulitan membaca gerakan lawan. Meski memiliki pengalaman lebih banyak, justru terjebak dalam ritme permainan Crawford. Hal ini menunjukkan bahwa teknik dan strategi memainkan peran besar dalam pertarungan.
Mental Bertarung Dipertanyakan
Hashim Rahman menegaskan bahwa seorang petinju hebat tidak hanya mengandalkan teknik, tetapi juga mental baja. Ia menyebut bahwa Canelo terlihat kurang percaya diri dan tidak menunjukkan determinasi seperti sebelumnya. Jika ingin kembali ke puncak, ia harus mengubah pola pikir dan kembali menemukan kepercayaan dirinya.
Strategi yang Kurang Efektif
Banyak analis tinju menilai bahwa Canelo menggunakan strategi yang kurang efektif. Ia lebih sering bermain aman dan menunggu kesempatan, tetapi Crawford tidak memberinya ruang. Sebagai petinju yang dikenal agresif, pendekatan ini justru merugikan dirinya sendiri. Tanpa strategi yang lebih fleksibel, sulit bagi untuk mengimbangi petinju sekelas Crawford.
Masa Depan Canelo Pasca Kekalahan Ini
Kekalahan dari Crawford menjadi pukulan telak bagi Canelo. Namun, ia masih memiliki peluang untuk bangkit dan membuktikan dirinya. Jika mampu memperbaiki kelemahan dan meningkatkan mental bertarung, masih bisa kembali ke jajaran elite tinju dunia. Tantangan berikutnya akan menjadi penentu apakah ia masih memiliki ambisi besar dalam dunia tinju.