iNews Combat Sports – Gennadiy Golovkin adalah salah satu petinju paling dominan dalam sejarah tinju kelas menengah dunia. Kariernya yang luar biasa, yang dimulai dari Olimpiade hingga menjadi juara dunia dengan gelar dari WBA, WBC, dan IBF, adalah kisah tentang dedikasi, ketangguhan, dan kemampuan yang tak tertandingi. Petinju asal Karaganda, Kazakhstan, ini dikenal karena pukulan mematikan, teknik yang sempurna, dan etos kerja yang luar biasa, baik di dalam maupun di luar ring. Berikut adalah perjalanan karier Gennadiy Golovkin yang meninggalkan warisan abadi dalam dunia tinju.
Setelah meraih medali perak di Olimpiade Athena 2004, Golovkin beralih ke tinju profesional pada Mei 2006 di Jerman. Debutnya di dunia profesional langsung mencuri perhatian dengan memenangkan sepuluh pertarungan pertama melalui penghentian. Salah satu kemenangan penting pada awal kariernya adalah saat ia mengalahkan Ian “The Cobra” Gardner, yang memiliki rekor 20-3. Kemenangan ini membuktikan bahwa Golovkin bukan hanya seorang petinju berbakat tetapi juga seorang finisher yang mematikan.
GGG kemudian mencatatkan rekor luar biasa dengan 23 kemenangan KO berturut-turut. Rentetan kemenangan ini mencakup pertarungan melawan lawan tangguh seperti Kassim “The Dream” Ouma, Grzegorz Proksa, dan Curtis “Cerebral Assassin” Stevens. Dominasi Golovkin di ring membuatnya menjadi ancaman terbesar di kelas menengah, dengan reputasi sebagai petinju dengan kekuatan pukulan yang mampu mengakhiri pertarungan kapan saja.
Pada Desember 2010, Golovkin merebut gelar WBA kelas menengah dengan menghentikan Nilson “Blade” Tapia. Gelar ini menjadi awal dari rangkaian dominasi Golovkin sebagai juara dunia. Ia kemudian menambahkan gelar IBO dan IBF ke koleksinya, membuatnya menjadi salah satu petinju paling berprestasi di era modern.
Golovkin mencatatkan 17 pertahanan gelar dunia, sebuah pencapaian yang jarang terjadi dalam sejarah tinju. Beberapa kemenangan paling mengesankan termasuk kemenangan KO atas Martin Murray, Willie Monroe Jr., Daniel “Real Deal” Geale, dan David Lemieux. Pertarungan melawan Lemieux, di mana Golovkin merebut gelar IBF, menunjukkan kemampuan teknis dan daya tahan fisiknya.
Pada September 2017, Golovkin menghadapi Saul “Canelo” Alvarez dalam salah satu pertarungan paling dinantikan di dunia tinju. Setelah 12 ronde yang penuh aksi, pertarungan dinyatakan imbang, meskipun banyak pengamat merasa bahwa Golovkin seharusnya memenangkan pertandingan tersebut.
Setahun kemudian, Golovkin dan Canelo kembali bertemu di atas ring. Kali ini, Golovkin kalah melalui keputusan mayoritas dalam pertarungan yang sangat ketat. Kekalahan ini menjadi salah satu momen paling kontroversial dalam kariernya, dengan banyak pihak yang mempertanyakan keadilan keputusan juri.
Setelah penantian selama empat tahun, Golovkin akhirnya mendapatkan kesempatan untuk melawan Canelo untuk ketiga kalinya pada September 2022. Meskipun kalah melalui keputusan angka, Golovkin tetap menunjukkan daya juangnya di usia 40 tahun, membuktikan bahwa ia masih merupakan salah satu petinju terbaik di dunia.
Golovkin mengakhiri karier profesionalnya dengan rekor luar biasa: 42 kemenangan (37 KO), 2 kekalahan, dan 1 hasil imbang. Statistik ini mencerminkan dominasi dan konsistensi Golovkin selama lebih dari satu dekade di puncak dunia tinju.
Saat ini, Golovkin sedang menunggu pelantikannya ke Hall of Fame IBF, sebuah penghormatan yang layak bagi seorang petinju legendaris. Selain pencapaiannya di ring, Golovkin juga dikenal karena sikap rendah hati dan profesionalismenya, yang membuatnya dihormati oleh penggemar dan rekan sejawat.
Gennadiy “GGG” Golovkin adalah salah satu petinju terbaik yang pernah menghiasi dunia tinju. Dari awal kariernya hingga pertarungan terakhirnya, Golovkin selalu menunjukkan kelasnya sebagai juara sejati. Dengan warisan yang mencakup gelar dunia, pertarungan legendaris, dan rekor luar biasa, Golovkin akan selalu diingat sebagai salah satu ikon terbesar dalam sejarah tinju.