News Combat Sports – Royce Gracie adalah nama yang tidak bisa dipisahkan dari sejarah UFC dan MMA (Mixed Martial Arts). Dikenal sebagai pelopor Brazilian Jiu-Jitsu (BJJ) dalam dunia MMA, Gracie menjadi salah satu legenda yang menandai perubahan besar dalam cara bertarung di ajang UFC (Ultimate Fighting Championship). Teknik yang diperkenalkan oleh Gracie membawa revolusi dalam dunia olahraga bela diri, yang sebelumnya didominasi oleh teknik tinju, gulat, dan karate.
Pada tahun 1993, UFC pertama kali diadakan dengan tujuan untuk mencari seni bela diri paling efektif dalam perkelahian satu lawan satu. Pada saat itu, berbagai disiplin bela diri berkompetisi tanpa batasan aturan yang ketat. Royce Gracie, yang merupakan keturunan dari keluarga Brasil yang terkenal dengan keahlian Jiu-Jitsu, menjadi sorotan utama setelah ia berhasil mengalahkan lawan-lawan yang lebih besar dan lebih kuat hanya dengan mengandalkan teknik grappling dan submission.
“Baca Juga : Debut Memukau Ole Romeny di Oxford United: 11 Menit yang Hampir Berbuah Gol”
Keberhasilan Royce Gracie di UFC pertama kali membuat dunia tercengang. Dengan tubuh yang lebih kecil dibandingkan lawan-lawannya, Gracie menggunakan Brazilian Jiu-Jitsu untuk menjatuhkan, mengendalikan, dan akhirnya mengalahkan lawan-lawannya di atas matras. Teknik seperti armbar, rear-naked choke, dan kimura menjadi sangat terkenal setelah Gracie menggunakannya dengan efektif dalam pertandingan. Keberhasilan tersebut tidak hanya membawa Gracie pada kemenangan, tetapi juga memperkenalkan dunia kepada kekuatan Jiu-Jitsu sebagai seni bela diri yang dapat menandingi kekuatan fisik dan kekerasan pukulan.
Gracie mempopulerkan Brazilian Jiu-Jitsu dengan cara yang luar biasa, terutama dengan memperkenalkan berbagai teknik submission yang tidak banyak dikenal oleh petarung dari disiplin bela diri lainnya. Sementara tinju, gulat, dan karate mengandalkan kekuatan fisik dan pukulan jarak jauh. BJJ fokus pada teknik perkelahian jarak dekat dan pengendalian lawan melalui posisi dominan dan submission.
Royce Gracie membuktikan bahwa Jiu-Jitsu adalah seni bela diri yang sangat efektif dalam perkelahian yang melibatkan berbagai gaya dan teknik. Ini menjadi pengaruh besar dalam dunia MMA, yang semakin berkembang sejak saat itu. Bahkan petarung-petarung top UFC lainnya mulai melatih Jiu-Jitsu sebagai bagian dari persiapan mereka untuk menghadapi lawan yang mungkin lebih berpengalaman dalam teknik grappling.
“Simak juga: Apa Itu VPN (Virtual Private Network)? Kelebihan dan Kekurangan”
Pada awal kariernya di UFC, Royce Gracie memenangi tiga edisi turnamen UFC (UFC 1, UFC 2, dan UFC 4), yang semakin menegaskan statusnya sebagai petarung legendaris. Dengan kemenangan tersebut, Gracie berhasil menunjukkan bahwa strategi dan teknik yang fokus pada grappling dan submission bisa mengalahkan kekuatan fisik atau pukulan keras lawan. Kemenangan demi kemenangan Gracie menunjukkan pentingnya taktik dan teknik dalam perkelahian.
Namun, meski dihadapkan dengan petarung yang lebih besar dan lebih kuat, Gracie tetap memanfaatkan kekuatan Jiu-Jitsu untuk menghadapi berbagai tantangan. Kemenangan atas petarung-petarung yang lebih besar ini membuatnya menjadi ikon dalam dunia olahraga dan menginspirasi banyak petarung MMA lainnya untuk belajar dan menguasai Brazilian Jiu-Jitsu.
Royce Gracie bukan hanya seorang juara UFC; ia adalah simbol revolusi dalam dunia Mixed Martial Arts (MMA). Perjalanan Gracie membuktikan bahwa teknik dan strategi yang matang bisa mengalahkan kekuatan fisik. Dengan Brazilian Jiu-Jitsu (BJJ), ia menunjukkan bahwa ukuran tubuh atau otot yang besar bukanlah penentu utama kemenangan.
Melalui kemenangan-kemenangannya di UFC, Gracie tidak hanya meraih gelar juara, tetapi juga membawa perubahan besar dalam cara bertarung di MMA. Bersama keluarganya, terutama para saudaranya, Gracie terus mengembangkan dan menyebarkan seni BJJ di seluruh dunia. Sekolah-sekolah Jiu-Jitsu yang didirikan oleh keluarga Gracie kini menjadi wadah bagi ribuan orang untuk mempelajari seni bela diri yang penuh teknik ini.
Gracie adalah pionir yang memperlihatkan bahwa kesuksesan di UFC tidak hanya bergantung pada kekuatan atau agresivitas. Ia menunjukkan pentingnya persiapan yang matang, teknik yang superior, dan dedikasi penuh untuk terus berkembang. Di luar oktagon, Royce menjadi salah satu wajah pertama MMA, membuka jalan bagi popularitas olahraga ini secara global.
Peran Royce Gracie dalam memperkenalkan BJJ tidak hanya mengubah kariernya sendiri tetapi juga mendefinisikan ulang MMA. Saat ini, hampir semua petarung MMA memiliki dasar grappling yang kuat, dengan BJJ menjadi salah satu disiplin paling penting. Teknik submission seperti armbar, triangle choke, dan rear-naked choke yang diperkenalkan Gracie kini menjadi senjata utama banyak petarung.
Nama-nama besar seperti Khabib Nurmagomedov, Demian Maia, dan Charles Oliveira adalah bukti pengaruh Gracie. Mereka mengandalkan teknik grappling untuk mendominasi lawan, menunjukkan bahwa warisan Royce Gracie masih hidup di era modern.
Keberhasilan Gracie juga membantu menegaskan bahwa MMA bukan hanya tentang satu jenis bela diri. Dengan BJJ sebagai fondasi, Gracie mengajarkan pentingnya kombinasi disiplin bela diri untuk menjadi petarung yang lengkap. Hari ini, setiap petarung yang ingin bersaing di level tertinggi harus menguasai berbagai aspek, termasuk striking, wrestling, dan grappling. Yang tak lepas dari pengaruh besar Royce Gracie.
Warisan Gracie adalah bukti nyata bahwa dengan teknik, kerja keras, dan dedikasi. Bahkan seseorang yang tidak terlihat “kuat secara fisik” dapat mencapai puncak prestasi. Hingga kini, Royce Gracie tetap menjadi inspirasi bagi petarung dan penggemar MMA di seluruh dunia.